Sabtu, 18 Februari 2012
Lomba Menulis Cerpen dan Puisi untuk Keluarga besar FLP se Riau
PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANA
PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANA
by Leyla
Imtichanah on Thursday, January 5, 2012 at 4:26pm ·
PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANAFenomena fesbuk telah menjangkau hampir semua orang, dari segala usia dan profesi. Bagi ibu rumah tangga, fesbuk dirasa sangat menguntungkan. Banyak ibu yang tergerak untuk berbisnis melalui fesbuk, karena bisa tanpa modal. Cukup pajang foto produk, harga, dan barang baru dibeli bila ada pesanan. Ada juga yang merambah profesi penulis, dengan begitu banyaknya kesempatan menulis, dari yang berhadiah uang jutaan, ratusan ribu, sampai hanya sekadar buku. Ibu-ibu rumah tangga yang semula terkungkung dalam kotak sempit bernama rumah, mendadak bisa melanglang dunia melalui fesbuk. Pergaulan terbuka luas, kesempatan untuk memberdayakan diri pun seakan tak ada habisnya. Bahkan di fesbuk, kita bisa sekadar bertanya soal resep masakan atau obat untuk menyembuhkan penyakit anak. Ada juga yang mendapatkan jodoh dari hasil interaksi di fesbuk.
Namun, sayang, sisi negatifnya pun tak kalah marak. Tak terhitung kasus anak remaja putri, yang dibawa lari teman fesbuknya. Atau, kasus-kasus perselingkuhan di fesbuk. Cinta lama bersemi kembali, manakala hubungan pertemanan kembali terbuka dengan mantan-mantan kekasih di masa lampau. Istri-istri galau yang kesepian, mengumbar perasaan demi menarik simpati. Hingga meski masih berada di dalam rumahnya, potensi perselingkuhan terbuka lebar. Ada juga yang terkena kasus penipuan hingga ratusan juta, entah itu terjebak praktek perdagangan alat-alat elektronik illegal, penjual online yang tidak amanah, maupun penipuan berdalih kegiatan social. Yang terbaru adalah fenomena hacker fesbuk, di mana akun fesbuk kita diambil alih oleh orang lain dan digunakan dengan tidak pantas.
Mari berbagi cerita mengenai dampak positif dan negatif dari fesbuk, yang sudah kita alami atau orang lain alami (narasumber disebutkan di akhir naskah, nama boleh disamarkan) dalam proyek antologi bersama Pipiet Senja dan Leyla Hana. Ketentuan penulisan:
- Pilih salah satu dampak fesbuk bagi perempuan, positif atau negatif. Fokus pada satu cerita saja dari keuntungan atau kerugian fesbuk.
- Peserta berjenis kelamin perempuan.
- Sertakan tips-tips untuk berjaga-jaga dari dampak negatif fesbuk, terkait dengan topic yang kamu ceritakan. Misalnya, jika ingin bercerita tentang fenomena hacker fesbuk, sertakan tips untuk mengatasi kemungkinan fesbukmu dihack.
- Setiap peserta hanya boleh mengirim satu naskah.
- Naskah belum pernah diikutsertakan dalam lomba mana pun.
- Naskah diketik komputer, times new romans 12, spasi 1,5.
- Jumlah halaman naskah anatra 5-10 halaman.
- Ditulis dengan bahasa narasi, minimalkan dialog (boleh, tapi tidak banyak).
- Kirimkan ke imel leyla.hana@yahoo.co.id dengan subyek: Pengaruh Fesbuk Terhadap Perempuan Indonesia.
- Sertakan biodata narasi, alamat fesbuk (jangan ganti-ganti nama akun fesbukmu, biar mudah mencarinya), dan alamat imel.
- Kirim dalam bentuk attachment, bukan di badan imel. Naskah, nama penulis, dan biodata disatukan. Jangan dipisah-pisah.
- Tag informasi audisi antologi ini ke 30 orang temanmu.
- Deadline sampai tanggal 28 Februari 2012.
- Akan dipilih 20 naskah terbaik dan mendapatkan honor pemuatan dalam buku antologi ini.
Selamat menulis dan berbagi inspirasi!
Pipiet Senja dan Leyla Hana
Minggu, 12 Februari 2012
LOMBA ESSAY " AKU DAN FLP "
DUNIA
BARU DI HATI KU BERNAMA FLP
Oleh
: SITI ZULBAIDAH HASAN *)
Awal aku mengenalnya
Aku
mengenal FLP ( Forum Lingkar Pena) dari sebuah majalah remaja islam “ ANNIDA”,
yang pada saat itu di ketuai oleh mbak Helvy Tiana Rosa (HTR) dan disaat yang bersamaan
mbak Helvi adalah Pimpinan Redaksi Majalah “ Annida”, karena aku suka membaca
majalah Annida sejak tahun 2000 ya walau tidak selalu membeli majalah tersebut,
dan disana ada namanya rubrik Galeri yang sering menuliskan info tentang FLP,
di majalah Annida No. 18 Th IX 5 Juli 2000 disana di ceritakan sejarah awal
terbentuknya FLP yaitu berawal dari pertemuan informal beberapa alumnus
Fakultas Sastra Universitas Indonesia, terlontar keprihatinan terhadap minat
membaca dan menulis para pemuda/ pemudi. Maka pada tanggal 22 Februari 1997
resmi Forum Lingkar Pena berdiri dengan lambang pena yang melingkari bumi, dan
memiliki semboyan : Berbakti, berkarya dan berarti. Seiring dengan perjalanan
waktu tersebarlah kepengurusan FLP keseluruh wilayah Indonesia sampai ke manca
negara.
Walau
telah lama mengenal FLP belum berani rasanya untuk bergabung didalamnya karna
aku melihat bahwa orang – orang di FLP adalah penulis yang hebat sebut saja
diantaranya : Mbak Helvi Tiana Rosa yang karyanya tersebar dimana saja bahkan
sekarang termasuk kedalam sastrawati yang terkenal di Indonesia, mbak Asma
Nadia yang sekarang malah telah mendirikan penerbitan Asma Nadia Publishing
House, mbak Izzatul Jannah yang sekarang telah menjadi ketua FLP pusat, mbak
Afifah Afra Amatullah sempat menjadi ketua FLP Semarang, almarhumah mbak Diana
Roswita FLP Banda Aceh, Almarhumah mbak Nurul F Huda ketua FLP Batam. Saya
merasa ketika masuk kedalam FLP adalah orang – orang hebat dalam berkarya dan
mencerah kan umat ini dengan sastra islami.
Di
akhir tahun 2004 aku mengetahui informasi tentang FLP di kota kelahiran ku,
namun tak juga keberanian untuk bergabung hinggap di hatiku, namun seiring
waktu yang berjalan di akhir tahun 2010 ku beranikan untuk ikut rekrutmen
pembukaan anggota baru FLP Cabang Pekanbaru setelah mendapat info pembukaan
dari seorang adik yang juga penggurus FLP wilayah Riau dan mendapat telpon
langsung dari ketua FLP cabang Pekanbaru yang menginfokan tentang pembukaan
Anggota baru FLP Cabang Pekanbaru
angkatan ke enam. Proses pemagangan selama tiga bulan memperkaya pengetahuan ku
tentang sastra walau sampai hari ini terus terang aku masih terus dalam proses
belajar berkarya, kalau aku mengatakan proses belajar menulis rasanya aku
menyepelekan peran ibunda, guru SD, guru SMP, guru SMA bahkan dosen di
perguruan tinggi yang telah mengajarkan aku menulis walau belum sempurna. Yap
saat ini aku sedang proses belajar berkarya dengan kata- kata semoga bisa
menjadi ladang amal untuk bekal di yaumil mashar.
FLP dan diseleksia
Mungkin orang tak pernah tahu
kalau aku sebenarnya mengidap penyakit “ Diseleksia” yaitu kesulitan menggolah
kata- kata, dalam sebuah situs internet http://health.kompas.com/read/2010/08/03/09255726/Apa.Itu.Disleksia
aku membaca penyandang diseleksia biasaya mengalami masalah dalam : 1. Masalah
Fonologi, yaitu hubungan sistematik
antara huruf dan bunyi. Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku”
dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata-kata yang mempunyai bunyi
hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak
disebabkan masalah pendengaran, tetapi berkaitan dengan proses pengolahan input
di dalam otak. 2. Masalah mengingat perkataan: Kebanyakan anak disleksia
mempunyai level kecerdasan normal atau di atas normal. Namun, mereka mempunyai
kesulitan mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama
teman-temannya dan memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di
sekolah” atau “temanku yang laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan
suatu cerita, tetapi tidak dapat mengingat jawaban untuk pertanyaan yang
sederhana.3. Masalah penyusunan yang sistematis atau berurut: Anak disleksia
mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan
dalam setahun, hari dalam seminggu, atau susunan huruf dan angka. Mereka sering
”lupa” susunan aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa
apakah setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke
tempat latihan sepak bola. Padahal, orangtua sudah mengingatkannya bahkan
mungkin hal itu sudah pula ditulis dalam agenda kegiatannya. Mereka juga
mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya
mereka mengalami kesulitan memahami instruksi seperti ini: ”Waktu yang
disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang pukul 08.00. Maka 15 menit
sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali”. Kadang kala
mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang sederhana, misalnya mereka
tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli sepotong kue atau tidak.
4. Masalah ingatan jangka pendek: Anak disleksia mengalami kesulitan
memahami instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek. Misalnya ibu menyuruh
anak untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan
tangan, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan
lupa bawa serta buku PR Matematikanya, ya”, maka kemungkinan besar anak
disleksia tidak melakukan seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena
tidak mampu mengingat seluruh perkataan ibunya.
Tentu dari pemaparan diatas ada
yang bertanya, “ Apa hubungan Diseleksia
dengan FLP ?”, tentu ada kaitannya, karena penyakit diseleksia yang
kusandang ini sedikit berkurang karena latihan menulis, hal ini terkait dengan
pertanyaan ku pada seorang calon Psikolog yang juga salah satu pengurus FLP
pertanyaan ku waktu itu bukan tentang diseleksia tapi tentang phobia ku dengan
ketinggian, adik tersebut mengatakan cara menghilangkan phobia adalah dengan
melawan phobia yang kita rasakan, pada
saat itu aku berfikir kalau diseleksia ku mungkin bisa berkurang dengan banyak
menulis dan membaca. Di FLP aku lebih bersemangat dalam menulis karena
lingkungan yang membawaku pada suasana nyaman untuk menulis, ya walau kurasa
belum ada karya yang berarti yang ku punya, tapi minimal aku bisa terus
berlatih untuk mengurangi diseleksia ku dalam hal tulisan yang sering
ketinggalan huruf bahkan sering salah penulisan dalam huruf yang sama.
FLP dan sebuah Cita-cita
Ketika kulirik lagi 100 dari
mimpi ku salah satunya membuat buku yang bisa bermanfaat bagi orang lain dan
membuat perpustakaan mini yang bisa di nikmati lingkungan sekitar sehingga
budaya membaca menjadi kesenangan bagi masyarakat. Di FLP mengantarkanku pada
sebuah cita- cita membuat buku yang bermanfaat,
ku sadar ketika di FLP tidak lantas karya ku langsung di lirik oleh
Penerbit bahkan jika karya ku ku ajukan ke penerbit belum tentu langsung jadi
Best seller, menurut ku FLP ibarat sebuah ladang untuk menyemai cita- cita,
berhasil atau tidak nya tanaman yang ku semai tentu banyak faktor yang
mendukung keberhasilannya, dan jika suatu hari karyaku bisa sukses itu bukan
dari hasil ku sendiri tentu banyak hal yang mempengaruhinya dan salah satunya
FLP yang telah menyediakan ladang nya untuk ku bertanam. Semoga saja kita bisa
menjadi penulis yang mencerahkan tidak hanya untuk orang lain termasuk diri
kita yang menulisnya, jangan menjadi lilin yang menerangi orang lain dan
membiarkan dirinya habis meleleh dimakan api. Seperti dalam Al-Qur’an surat Az-Zilzal: 7 ( Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat “zarrah”, niscaya dia akan
melihat balasannya), berbuatlah kebaikan walau itu hanya melalui tulisan.
FLP dan dunia baru di hati ku
FLP telah melahirkan sebuah
dunia baru di hati ku, dunia baru itu bernama “ membaca dan menulis”, dengan membaca terbuka semua informasi dunia
dan dengan menulis terangkailah kata-kata, setiap kali sebuah kalimat yang
tertulis walau tak indah berharap menjadi pengingat diri bahwa hidup tak akan
lama di dunia ini dunia hanya persinggahan sementara untuk membeli bekal amal
untuk menuju akhirat yang lebih abadi. (
Siti Zulbaidah Hasan, di ikutkan dalam lomba Esai “ Aku dan FLP bersempena dengan MILAD FLP ke- 15).
Senin, 06 Februari 2012
Penulis Perempuan Pekanbaru Penuh Inspirasi
6 April 2009
Mengenang Kader Terbaik FLP Riau (Ruwaida Muthia)
Filed under: Berita — Joni Lis Efendi @ 05:08
FLP Riau kehilangan kader terbaiknya Ruwaida Muthia (Intan). Almarhummah meninggal pada ahad pagi (5 April) pukul 9 pagi lewat karena asma, sempat mendapat perawatan di klinik Husni, namun Allah Swt telah berkenan untuk memanggilnya di usia yang teramat muda (22 tahun) dan tengah menyusun tugas akhir di Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Riau.
Berita ini sungguh diluar perhitungan saya pribadi, dan juga pengurus FLP Riau yang lain. Pengakuan Indra (pengurus FLP Riau, yang juga ketua pelaksana talkshow nasional bersama Asma Nadia), masih sempat dihubungi almarhummah malam minggunya, untuk rapat kecil panitia di Pustaka Daerah Soeman HS, karena Almarhummah menjabat sebagai bendahara panitia “Rencananya jam setengah sepuluh pagi ini Bang, panitia ngumpul,” kata Indra lesuh, ketika kami melayat di rumah duka, di tepi bantaran sungai Siak.
Semua sudah menjadi garis takdir yang hanya Allah mengetahuinya, jodoh, rezeki dan kematian adalah hak-Nya semata. Almarhummah dimakamkan di TPU Senapelan, Pekanbaru, pukul 15.30, hari itu juga setelah dishalatkan ratusan pelayat (dari masyarakat setempat, kader PKS Kota Pekanbaru, FLP Riau, FLP Pekanbaru, mahasiswa Unri, dll) sampai-sampai Mesjid Al-Huda penuh sesak.
Intan tercatat sebagai Bendahara Umum FLP Riau periode 2005-2007, yang harus berjuang lebih keras untuk menghidupkan FLP Riau yang sempat vakum selama empat tahun, dari tahun 2001. Selain itu, Almarhummah juga aktif di organisasi kampus khususnya di Ukmi Ar-Royan Unri, Al Kamir FMIPA, dan PKS Pekanbaru serta organisasi kedaerahan.
Almarhummah adalah sosok yang mandiri dan pembelajar otodidak yang baik, energik dan gemar berorganisasi. Telah merampungkan dua buku dan insya Allah akan diterbitkan, salahsatunya oleh Zikur Hakim, namun sepertinya beliau tidak akan pernah membaca buah kesungguhannya selama beberapa tahun untuk dapat menghasilkan karya dengan namanya sendiri. Insya Allah, jika bukunya kelak diterbitkan akan menjadi amal jariyah yg tetap mengalirkan pahala untuk Almarhummah.
Terakhir kami masih sempat syuro jumat sore (3/April) di Galeri Ibrahim satta, dan beliau sehat-sehat saja dan selalu semangat, tidak pernah mengeluh karena sakit asmanya. Berjumpa dengan mbak Asma Nadia merupakan keinginan Almarhummah yang sudah tersimpan lama, yang sepertinya menjadikeinginan yang tak pernah kesampaian. Dan, seminggu lagi acara yang telah kami rencanakan hampir tiga bulan lalu ini akan dilalui tapi tampa kehadiran Almarhummah di tengah-tengah kami.
Insya Allah, Panitia, pengurus dan segenap keluarga besar FLP Riau tetap melanjutkan acara talkshow nasional walau mendung masih menggelayut di katup mata kami. Almarhummah telah menunaikan kerja dengan sangat baik, dan semangat beliau akan tetap kami lanjutkan. Kami mengharapkan keikhlasan doa dari semua kader FLP untuk menyematkan sebait doa untuk Almarhummah.
Joni Lis Efendi Mantan Ketua FLP Riau 2005-2007
Sumber : http://funwritingclub.wordpress.com
Rabu, 01 Februari 2012
KENANGAN DI BUMI ANDALUSIA (EPS.1)
KENANGAN DI BUMI ANDALUSIA
(EPS.1)
Kubuka kembali ingatanku 11 tahun yang lalu, saat pertama ku
langkahkan kaki ku di bumi andalas. ketika itu kami berangkat 2 mobil berangkat
dari kota Bertuah menuju kota Bengkuang, perjalan dimalam hari sebenarnya
kurang asik juga sih karna tak melihat pesona alam disekeliling. namun ku
tekatkan hati moga kubetah disana. kumulai dengan Bismilah moga Allah
memudahkan setiap usaha ku disana, kuberharap dapat menuntut ilmu pertanian
dengan mantap
Kami yang
akan sekolah di SPPN Padang ada 9 orang yang berangkat bersama- sama (Santi,
Endang, aye,adek, evi, ina, atik, atin, Siti) namun di sekolah kami di kenal
dengan kelompok 11 (ditambah Rubi + adi)
Perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya kami sampai
pada jam 3.00 dini hari. ada cerita lucu yang sampai sekarang masih diingat
sama teman- teman . pada saat kami sampai bapaknya Adek mau menurunkan barang -
barang dari bagasi. lalu bapaknya nanya " mana kuncinya kaca"?
seharusnya yang ditanya adalah " Kuncinya mana?".
Awal kami sampai,
kami menginap di Asrama Catlea, pada awalnya diri ini ngak bisa tidur
disana, selain baru pertama kali menginjakkan kaki di ranah minang, diri ini kan
anak bungsu belum pernah jauh dari orang tua, trus dari asrama catlea itu tak
jauh dari rel kereta api, jadi ketika kereta api lewat terasa tempat tidur itu
bergetar. namun aku kuingat kembali bahwa niatku ingin menuntut ilmu. ku
kuatkan kembali hati ini
sebagai orang baru kami menjadi tontonan teman- teman
yang lain. gaya dan logat bahasa kami yang berbeda selalu mendapat perhatian
dari teman- teman yang lain.
cukup lama juga kami adaptasi dengan lingkungan yang
baru selain bahasanya juga makanannya. diri ini termasuk yang tidak tahan
dengan makanan yang pedas, di minggu pertama di sana diri ini jatuh sakit
karena makanan yang tidak cocok di pencernaan.
Alhamdulilah kalau soal bahasa tidak terlalu sulit karna
ibunda juga sering mengajarkan bahasa minang, namun sempat kebingungan juga
bahasa yang diajarkan ibunda berbeda dengan dengan bahasa yang digunakan
disini. bahkan sampai sekarang bahasa itu ngak bisa hilang dari diri ini, ada
yang menarik pada saat itu beberapa tahun yang lalu kami sempat menghadiri
reunian sekolah kembali. teman- teman malah pakai bahasa Indonesia sama kami.
padahal kami semua mengerti kok dengan bahasa mereka.
Di sekolah ku ini Sekolah yang memang khusus mengajarkan
tentang ilmu pertanian.. di sekolah anak - anak kelas 1dan 2 diwajibkan untuk
tinggal diasrama, untuk yang kelas satu Asrama putri itu namanya Casver (kayak
nama hantu ya, padahal dalam bahasa latin casver itu artinya kayu manis)
dan untuk anak kelas 2 dan 3 asrama putrinya namanya Vanda (ini seperti
nama binatang tapi sebenarnya artinya adalah bungga vanda). untuk yang putra
tempatnya satu asrama saja namanya Ficus benyamina. di sekolah ini
seluruh tempat itu diberi nama latin tanaman tujuannya agar kita familiar
dengan nama- nama latin tanaman. trus disana juga ada dapur umum namanya Centro
sema
Untuk soal makan kami tak perlu kwatir karna disini
makanannya sudah tersedia tapi harus tepat waktu. dan perlu kerapian dan
kelengkapan alat . kita dibariskan menurut nomor kamar agar tahu siapa temannya
yang tertinggal dikamar. trus dicek kelengkapan alat,(sendok, garpu, gelas),
juga kerapian pakaian (harus pakai baju kerah).
Disana
tukang masaknya ada 4 orang (Pak amat, maskaryo, buk masak, mbak Ros )l ag ar makan tidak berebutan ada petugas piket yang bagian membagi makanannya.
yang paling asik tuh kalau jadi piket jaga makananya kita tuh boleh milih makanan
yang paling banyak dan biasanya buahnya dapat dua. trus sebelum makan kita
harus berdo'a dulu dan setelah bunyi bel baru boleh makan ( makan pun ada
aturanya ngak boleh berbunyi antara sendok dan piringnya, trus ngak boleh
bicara pas makan) setelah makan pun kita ngak boleh langsung berdiri tunggu
aba- aba bel dulu baru boleh berdiri dan piring makan kita bawa kembali di
tempat awal kita ambil makanan. ......(masih banyak kisah tentang Andalusia Bersambung dulu ya)
Tulisan ini di dapat dari Notes FB SITI ZULBAIDAH
Langganan:
Postingan (Atom)
Lomba Cipta Puisi Nasional 2024 ( DL 28 Agustus 2024)
MENULIS PUISI DAPAT SMARTPHONE & UANG TUNAI✨ Mari tuangkan perasaan kita melalui puisi dengan mengikuti Lomba Cipta Puisi Nasional 202...
-
Lomba Menulis Cerpen Nasional 2024 di Gramedia Tema yang diangkat dalam ajang agenda lomba menulis cerpen ini adalah sebagai berikut; Meng...
-
Sepenggal Kisah seorang perempuan penuh do'a Awal nya saya membeli buku ini karena ada judul Mande, mande nama yang sengaja sa...
-
MENULIS PUISI DAPAT SMARTPHONE & UANG TUNAI✨ Mari tuangkan perasaan kita melalui puisi dengan mengikuti Lomba Cipta Puisi Nasional 202...