Sabtu, 16 Juni 2012

CINTA MEMBACA


CINTA MEMBACA
Copas dari Blog Diaryematulhasanah.blogspot.com
Resensi buku   : Cinta Membaca
Penulis             : Puput  Happy, Aida Mardiah, dkk
Penerbit           : LeutikaPrio
Cetakan            : Pertama, Januari 2012-03-05
Tebal                : 247 halaman

                Membaca merupakan faktor utama yang menentukan kesuksesan seseoarang. Yang akan merubah seseorang dari biasa menjadi luar biasa. Wajar saja jika Iqro’ (bacalah), adalah kata pertama yang diucapkan Rasullulah ketika wahyu diturunkan. Maka tersirat sudah betapa pentingnya “pekerjaan” membaca.
            Dengan gemar membaca telah banyak membuat orang menuai prestasi terutama dalam dunia tulis menulis. Seperti yang dikatakan Asma Nadia, Penulis yang telah menulis banyak buku “Kamu tidak akan bisa menulis jika kamu tidak ingin membaca.”
            Hal serupa yang dikatakan Abdurrahman Faiz, (Putra Helvy Tiana Rosa, Remaja yang begitu mencintai membaca dan sudah menulis buku sejak kanak-kanak) yang mengatakan “ Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru, membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintas waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang akan kutemui sambil bermain di lengkung pelangi.”
            Membaca buku antalogi “Cinta membaca” yang ditulis oleh 30 Penulis dari berbagai daerah ini akan membuat kita  tersentak, haru, kagum, dan tersenyum bahagia karena  kisah kisah yang disajikan setiap penulisnya begitu inspiratif. Membaca telah membuat mereka smart, kaya, dan menyenangkan.
“ Hidup terlalu singkat untuk memahami semua, tetapi dengan membaca kita bisa mengerti pengalaman dan perasaan orang lain.” Sebaris kalimat yang dikutip dari seseorang  penulis buku ini yang mengidap penyakit diseleksia, kesulitan membedakan angkan dan huruf. Yang kemudian dengan gemarnya ia mebaca menyembuhkan penyakit yang ia derita.
Dan kisah-kisah penulis lain yang tak kalah inspiratif. Mulai dari  karena  membaca ia mampu menyatukan kembali hubungan antara anak dan ibu yang sempat renggang,  membawa ia keliling nusantara mengejar prestasi, mampu berbicara, meredam amarah, menjadi tempat bertanya,  sebagai obat dikala luka, bahkan sampai betemu Mentri dan tumbuh menjadi sosok yang bijak karena cinta membaca.
            Membaca buku ini akan membuat kita mengerti pentingnya arti membaca. Ditulis dengan bahasa yang ringan namun sarat hikmah disertai dengan tips dan kiat untuk menumbuhkan semangat membaca. Yang akan membuat kita semakin mencintai membaca. Dan  akan membawa kita terbang menggapai cita dan impian.
Ematul Hasanah bergiat di Flp Cabang Pekanbaru

Buku Cinta Membaca adalah Buku Pertama antologi saya yang terbit semoga ada buku- buku lainnya yang terbit

Rabu, 13 Juni 2012

Kultwit Asmanadia Tentang Bagaimana Menulis Cerita

Kultwit Asmanadia Tentang Bagaimana Menulis Cerita

10 Feb 2012 | Rubrik: Ngutips (Ngunik-Tips) - Dibaca: 678 kali
  1. Cari cara untuk selalu mencatat setiap ide menarik

  2. Temukan bentuk tulisan. Apakah akan dibuat dari A-Z alurnya linear biasa. Atau dimulai dari klimaks, bahkan akhir cerita

  3. Buat outline sederhana bagaimana tulisan akan bergerak. Bukan keharusan tapi akan sangat membantu bagi pemula

  4. Buat opening yang memikat. Hindari lead cerita yang biasa-biasa aja. Be creative!
  5. Beri nyawa pada tokoh-tokohmu.

  6. Garap setting (waktu/tempat) untuk memperkuat cerita. Beri warna lokal sesuai kebutuhan

  7. Kenapa sebuah cerita hambar atau terasa monoton, karena tidak ada konflik/konflik tidak tergarap! Perhatikan konflikmu

  8. Olah setiap unsur cerita dengan sabar. Beri perhatian pada detail yang harus dimunculkan agar logika cerita mantap

  9. Hindari kebetulan dalam cerita, kecuali bisa dipertanggungjawabkan. Khususnya untuk penyelesaian cerita.
  10. Saring dialog, buang yang tidak berfungsi.

  11. Temukan formula ending yang pas, tanpa harus berpanjang-panjang kalimat.

  12. Tentang ending lagi, akhir cerita yang baik meninggalkan gema lebih lama di hati pembaca. Jangan sia-siakan ending

  13. Batasi ego-mu sebagai penulis. Tokoh-tokoh muncul sesuai karakter dalam ceritamu, tokoh-tokoh itu bukan dirimu.

  14. Mematikan tokoh untuk memberi kejutan dalam cerita... cari cara lain yang tidak klise

  15. Biasakan memulai dengan basmalah sebelum menulis, lalu mulailah menulis dengan hatimu

  16. Belajar setia & bertanggung jawab dalam menyelesaikan ceritamu

  17. Menulis untuk diselesaikan. Never ever give up on your stories. Give them chance!

  18. Kegigihanmu dlm menyelesaikan cerita yang sudah kamu mulai mencerminkan kegigihanmu dalam menghadapi persoalan kehidupan

  19. Beri judul yang menarik untuk ceritamu

  20. Menulis itu cara lain berbagi. Hilangkan ketakutan/tidak pede dan excuse lain dalam mengirim cerita ke media

*sumber: http://forumlingkarpena.net

Klarifikasi atas Pemberitaan Serial AKTA Ada Apa di Wibeng (dimuat di Harian Suara Merdeka 9 Juni 2012)

 

Klarifikasi atas Pemberitaan Serial AKTA Ada Apa di Wibeng (dimuat di Harian Suara Merdeka 9 Juni 2012)

copas dari FB Mbak Jazimah AlMuhyi
Salah Kamar Berbuah Penarikan
Oleh. Agus M. Irkham

Kabar pustaka di media massa kembali menampakkan sisi antagonisnya. Setelah beberapa waktu lalu ada temuan frasa “istri simpanan” di buku Lembar Kerja Siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Jakarta, kini mengemuka temuan buku bacaan pengayaan di perpustakaan SD yang disakwangsakan isinya menjurus pada pornografi. Buku tersebut yakni Ada Duka di Wibeng, Tambelo Kembalinya Si Burung Camar, dan Tidak Hilang Sebuah Nama.

Ketiganya ditemukan di perpustakaan-perpustakaan SD di Kabupaten Kebumen. Dari ketiga judul tersebut, pertama disebut disangkakan yang paling menjurus ke pornografi. Indikasinya ada dialog tentang trik berhubungan seks yang aman agar tidak hamil dan menceritakan cara KB kalender. Adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dinpora) Kabupaten Kebumen yang kemudian memutuskan untuk menarik ketiga buku terbitan PT Era Adi Citra Intermedia Solo itu dari seluruh perpustakaan SD di Kebumen yang berjumlah tak kurang dari 136 SD. (Suara Merdeka, 1-2 Juni 2012).

Ada Duka di Wibeng (ADdW). Kebetulan saya sudah membaca secara lengkap buku tersebut. Termasuk membaca ulang bab “Asal Mau Sama Mau?”—halaman 104, bukan halaman 93 seperti yang pernah diberitakan—yang disebut bermuatan pornografi itu. Tulisan ini tidak saya maksudkan sebagai pledoi atau sebaliknya upaya untuk memperkuat dakwaan bahwa buku karya Jazimah Al Muhyi ini memang tergolong buku lucah.

Pembacaan jernih atas sengkarut persoalan buku ADdW ini akan saya dekati dengan dua analisis. Pertama, analisis isi (content analysis), dan yang kedua, analisis bingkai (frame analysis).

Pertama, soal isi. Buku setebal 180 halaman—bukan 168 halaman seperti yang sering dikutip media—berisi tentang kehidupan remaja SMA. Wibeng adalah singkatan dari Widya Bangsa, nama SMA. ADdW adalah buku ketiga setelah buku “Kelelawar Wibeng”, dan “Gendut Oke, Hitam...”. Ketiganya dilabeli dalam satu nama: Serial Akta. Akta adalah nama tokoh utama di buku serial novelet tersebut.

Karena tentang remaja SMA, tentu saja persoalan yang diangkat sangat bertalian dengan kehidupan mereka. Mulai dari soal tawuran pelajar, geng, virus merah jambu (cinta) yang didasarkan pada keterpesonaan fisik, hingga soal pemahaman dan pengetahuan remaja soal seks. Melaui Serial Akta ini, nampak sekali niatan penulisnya untuk melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi ulang terhadap konstruksi awal atas tema-tema di atas. Dan proses rekonstruksi itu melalui dialog para tokoh di buku tersebut. Kesadaran yang ditumbuhkan dari dalam si pembaca melalui dialog-dialog tokohnya.

Betul, ada dialog yang memakai frasa “KB Kalender”. Tapi sejauh amatan saya yang lebih dari sepuluh kali saya baca ulang, di buku ADdW tidak ada keterangan satu kata pun tentang teknik atau cara ber-KB Kalender. Dan saat frasa itu terucap, oleh penulisnya dibangun suasana ketidaksetujuan (negasi), protes dan marah yang muncul dari si tokoh utamanya: Akta. Dengan deskripsi: “Akta berlalu cepat mendengar obrolan di lokasi kamar mandi yang diselingi suara cekikikan.” (hlm 105).

Tidak berhenti itu, si penulis masih melalui tokoh utamanya: Akta, menyatakan ketidaksetujuannya dengan secara eksplisit mengutip Surat Al-Baqarah (175): “Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!” (hlm 106).

Ketiadaan pemahaman tentang konteks suasana saat frasa “KB Kalender” terucap akan membawa pada simpulan bahwa frasa itu menjadi frasa bermakna lucah (cabul). Dan tentu saja, tentang konteks atau suasana (faktor intrinsik) yang bangun penulisnya saat dialog berlangsung ini tidak akan bisa dipahami oleh anak-anak SD. Dan memang, sejak awal—sesuai dengan keterangan yang tertera di kover depan dan belakang, serta isi dalamnya—novelet ini untuk para pembaca (minimal) usia SMA.

Tapi entah bagaimana ceritanya ADdW bisa kesasar ke perpustakaan SD. Salah kamar yang pada akhirnya berbuah penarikan. Dan penarikan itu didasarkan pada proses pendarasan yang parsial, dan terburu-buru. Penarikan itu hanya bisa dibenarkan karena alasan tidak tepatnya kualifikasi bacaan dengan sasaran pembaca. Bukan karena isinya yang mengarah pada kelucahan.

Cetakan pertama ADdW Juli 2006. Hingga 2012 berarti lima tahun. Artinya, sebelum “kasus Kebumen” muncul, sepanjang hampir enam tahun itu tidak pernah ada yang mempersoalkan buku tersebut. Alih-alih menggolongkannya sebagai karya lucah, bahkan telah cetak ulang. Dan sejak Mei 2009 telah lulus seleksi Pusat Perbukuan untuk menjadi buku pengayaan. Sertifikasi kelulusan itu dapat dibaca sebagai bentuk afirmasi Pemerintah (via Pusbuk) terhadap isi buku ADdW.

Kedua, analisis bingkai. Pendekatan kedua ini akan memuat latar belakang suasana sosial-batin penulisnya. Jazimah Al Muhyi, bukanlah penulis baru. Berdasarkan penelusuran dan data yang saya miliki, ia menulis dan menelurkan buku sejak tahun 2001. Tak kurang dari 40 buku telah ia semai ke pasar. Baik berupa buku utuh, kumpulan cerpen, antalogi cerpen bersama penulis lain, novelet, dan kumpulan esai. Meskipun tema-tema buku yang ia tulis beragam, ada satu garis lurus yang bisa saya tarik, yaitu semua memiliki semangat untuk perbaikan (baca: dakwah). Tanda yang paling nampak ke arah simpulan itu adalah sebagian besar bukunya berkover wanita berjilbab. Termasuk buku ADdW. Barangkali ini ada kaitan erat dengan komunitas yang ia libati saat awal-awal menulis, yaitu Forum Lingkar Pena (FLP). Publik luas telah mengenal FLP sebagai komunitas kepenulisan yang berjuang mengangkat sastra islam ke pentas nasional dan mondial.

Nah tentu saja, akan menjadi sangkaan yang absurd dan menciderai akal sehat publik jika Jazimah Al Muhyi ini dikatakan menulis buku yang isinya mengarah pada pornografi. Terlalu besar biaya sosial dan moral yang harus ditanggung. Baik ia sebagai pribadi (penulis), maupun sebagai salah satu pegiat FLP.

Agus M. Irkham
Pegiat Literasi. Kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat.

BUKU YANG TERTUDUH PORNOGRAFI

Siaran Pers Badan Pengurus Pusat FLP

PENARIKAN BUKU-BUKU YANG DITUDUH BERMUATAN PORNOGRAFI

Beberapa hari terakhir ini berbagai media, baik cetak, on-line, dan televisi, memberitakan penarikan buku-buku yang dilaporkan bermuatan pornografi dan kekerasan dari perpustakaan-perpustakan Sekolah Dasar di beberapa daerah. Judul-judul buku tersebut adalah: Ada Duka di Wibeng (penulis: Jazimah Al-Muhyi), Tidak Hilang Sebuah Nama (penulis: Galang Lufityanto), Tambelo: Kembalinya Si Burung Camar (penulis: Redhite K.), Tambelo: Meniti Hari di Ottawa (penulis: Redhite K.), Syahid Samurai (penulis: Afifah Afra), Festival Syahadah (penulis: Izzatul Jannah), dan Sabuk Kiai (penulis: Dadang A. Dahlan).

Terkait dengan buku Ada Duka di Wibeng, Tidak Hilang Sebuah Nama, SyahidSamurai, dan Festival Syahadah, ditulis oleh anggota Forum Lingkar Pena (FLP). FLP adalah organisasi pengaderan penulis yang sejak awal pembentukannya pada tahun 1997 memiliki visi mencerahkan masyarakat melalui tulisan. Dalam menulis berbagai karya, para anggota FLP memiliki sikap untuk tidak menulis karya yang membawa pada kemudharatan. Para anggota FLP juga ada di garda depan dalam menolak segala bentuk karya yang bermuatan pornografi.

Badan Pengurus Pusat (BPP) FLP melihat telah terjadi distorsi dan penyesatan dalam kasus penarikan buku ini.
Distorsi pertama, bahwa persoalan bukan pada isi buku, tetapi pada distribusi buku-buku tersebut sehingga masuk ke perpustakaan Sekolah Dasar dalam hal ini melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) 2010 sebagaimana pemberitaan yang beredar luas.

Dalam hal peredaran dan distribusi buku dalam proyek pemerintah, persyaratan yang harus dipenuhi salah satunya adalah LOLOS PENILAIAN Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Buku-buku tersebut sudah lolos penilaian dengan Surat Keputusan (SK) yang menyatakan layak untuk dijadikan referensi dan tercetak di belakang sampul buku. Sehingga dari sisi kelayakan-bacanya telah dijamin oleh lembaga yang berwenang.

Jika kemudian buku-buku yang layak baca dan dijamin oleh lembaga yang berwenang dan memiliki kredibilitas seperti Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
kemudian secara konten dituduh tidak layak bahkan porno. Ada persoalan yang perlu diteliti dengan lebih mendalam terkait distribusi buku-buku tersebut
sehingga tiba di Sekolah Dasar.
Distorsi kedua adalah pemberitaan media yang tendensius. Hampir semua berita di media, baik cetak, on-line, maupun televisi, dilakukan tanpa ada check dan balance. Jurnalis media tidak meminta pendapat pakar dan menelan mentah-mentah pernyataan dari beberapa sumber berita, yang kami sinyalir tidak (belum) membaca buku-buku tersebut secara menyeluruh.
Beberapa istilah dalam buku (yang sesuai konteks cerita) disimpulkan sebagai istilah porno, kemudian langsung menuduh buku-buku tersebut adalah buku porno. Terlihat juga kurang pahamnya media terhadap defenisi pornografi.

Distorsi ini menurut kami sangat mengkhawatirkan, karena bila tidak diluruskan maka akan terjadi fitnah, pembunuhan karakter (terhadap penulis), juga membalikkan akal sehat. Di satu sisi kita melihat semakin banyak karya, baik buku juga tontonan yang jelas-jelas bermuatan pornografi dan vulgar, tetapi seakan tak tersentuh. Buku-buku FLP yang mengajak masyarakat, terutama remaja, kepada kebaikan, malah dituduh sebagai buku porno.

Semoga kasus ini menjadi titik untuk membereskan mekanisme dan distribusi
buku-buku proyek DAK. Sekaligus, dan sekali lagi, penolakan terhadap karya
bermuatan pornografi, yang selama ini telah sering disuarakan oleh FLP.
Semoga siaran pers ini dapat mengklarifikasi banyak hal.

Jakarta, 13 Juni 2012.

Ketua Umum BPP FLP 2009-2013

*Setiawati Intan Savitri*

Sekretaris Jenderal BPP FLP 2009-2013

Rahmadiyanti Rusdi

CP: Humas FLP Pusat (Yons Achmad/082123147969)

Lomba Menulis “Pengalaman Pribadi” RuangKata

Lomba Menulis “Pengalaman Pribadi” RuangKata

by Naqiyyah Syam Full on Wednesday, June 13, 2012 at 4:57pm ·
Lomba Menulis “Pengalaman Pribadi” RuangKata
 Sumber info: http://ruangkata.com/Latest/lomba-menulis.html
Lomba Menulis“Pengalaman Pribadi”RuangKata

Setiap orang pasti punya kisah hidup yang tidak terlupakan. Bagi sebagian orang, setiap kisah yang dialami mampu menjadi penyemangat dan dapat diambil hikmahnya. Oleh sebab itu, kami mengajak untuk membagikan pengalaman hidup Anda ke orang lain, sehingga lebih bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Caranya, kirimkan tulisan dalam lomba menulis pengalaman pribadi RuangKata. Berikut syarat dan ketentuan lombanya:

Persyaratan Peserta:terbuka untuk umum, tidak dibatasi usia dan jenis kelamin.

Tema Tulisan:“Di Balik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan”
Persyaratan Tulisan:

  1. Tulisan adalah karya orisinal dan berisi pengalaman pribadi.
  2. Tulisan belum pernah dimuat di media masa, tetapi dapat menggunakan tulisan yang telah ditulis di blog pribadi (sertakan link blog tulisannya).
  3. Gaya tulisan bebas, tetapi menggunakan EYD.
  4. Tidak bertentangan dengan syari’at.
  5. Tulisan minimal 4 hlm dan maksimal 6 hlm (A4). Font: Times New Roman 12pt, satu spasi.
  6. Tulisan yang masuk menjadi hak penerbit, dan peserta lomba bersedia tulisannya dipublikasikan.
  7. Mengisi formulir yang disertakan penerbit. Formulir dapat di download disini.
Cara Pengiriman:Tulisan dapat dikirim melalui e-mail atau via pos, dalam bentuk soft copy dan print out, lengkap dengan formulir dan foto copy kartu identitas (KTP, Kartu Pelajar, SIM) ke:
Redaksi RuangKataKomplek Perum Setra DagoJln. Setra Dago Utama No. 31Antapani-BandungE-mail: redaksi@ruangkata.com
Batas Pengiriman:Lomba ini berlangsung sejak tanggal 01 Juni 2012 — 30 Juli 2012.

Penilaian:Penilaian dimulai sejak lomba dimulai sampai batas akhir lomba (01 Juni 2012 — 30 Juli 2012).Juri terdiri dari 3 orang, 1 juri khusus redaksional dan 2 juri khusus materi (isi).Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Pemenang:Pemenang akan diumumkan tanggal 15 Agustus 2012 di situs: www.ruangkata.com atau dikirim melalui e-mail masing-masing.

Hadiah:
  1. Tulisan terbaik pertama akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp2.000.000,-  dan paket buku dari penerbit senilai Rp300.000,-
  2. Tulisan terbaik kedua akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp1.500.000,- dan paket buku dari penerbit senilai Rp250.000,-
  3. Tulisan terbaik ketiga akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar Rp1.000.000,-  dan paket buku dari penerbit senilai Rp200.000,-
  4. 20 tulisan terfavorit akan mendapat piagam dan paket buku dari penerbit senilai Rp150.000
Pembagian Hadiah:Hadiah dapat diambil langsung di kantor Redaksi RuangKata:
Komplek Perum Setra DagoJl. Setra Dago Utama No. 31Antapani - BandungTlp.  (022)87771777
  • Khusus luar Bandung, hadiah uang tunai akan ditansfer melalui rekening bank masing-masing, dan hadiah paket buku melalui pos/ekspedisi.
Selamat berkarya!
========

Salah satu contoh tulisanku yang senada dengan tema di atas, silahkan klik di sini untuk membaca! :)
Selamat menulis teman :)

Senin, 11 Juni 2012

Catatan Perjalanan TFT FLP sesumbagut Bagian 2


 Catatan Perjalanan  TFT FLP sesumbagut  Bagian 2
Ini Jalan ku, mana cerita mu ?
By : Sizu ( Siti Zulbaidah)


Kita sambung kembali cerita yang terhenti, setelah keluar dari Akap mobil melaju ke Arah Jalan S.Amin untuk menjemput teman- teman yang lain, Suzie ( Sugiarti) kulihat berdiri dengan Travel bagnya di depan RM. Bareh solok, trus Penumpang selanjutnya ada Maharani Yas ( Maya), dan Jumardi di depan Hotel Mona, eh ternyata ada Ketum FLP Cabang Pekanbaru mengantar si Jumardi, harusnya acaranya pakai Pidato Pelepasan ya he..he.., namun hanya Salam yang terdengar di lisannya.
Sifa ( Siti Fatimah)  dan Azizah ( Sri Wahyuni) pun telah menunggu di simpang Garuda Sakti, hmm petualangan Ke Ranah Minang pun di Mulai.
Di sepanjang perjalanan Sizu, Suzie, dan Si Jum tak berhenti berceloteh, mulai dari Ke Penulisan, Bagaimana pola hidup Buaya, dan banyak yang lainnya membuat perjalanan menjadi riang, Tak terasa mobil terus melaju ke Arah Sumatra Barat, di Kelok sembilan terjadi kemacetan, karena ada pohon yang tumbang di jalan, alhamdulilah walau dengan pelan mobil sudah bisa berjalan, kulirik kembali jam di Pergelangan tangan menunjukan pukul 14.00 namun tak ada tanda- tanda mobil akan berhenti. Rumah Makan Padang Bulan pun terlewati karena penuh, lalu mobil terus saja melaju menuju Rumah makan yang lain, dan tepat pukul 14.30 kami sampai di sebuah rumah makan yang di belakangnya terdapat sawah yang membentang, tak menyia- nyiakan waktu kami pun ke Mushola untuk melaksanakan sholat Zuhur dan menjamak asyar, setelah sholat kulihat adik- adik ku belum ada yang makan, kulihat Azizah yang masih lemas akibat mabuk perjalanan tak mampu untuk makan, Suzie pun tak hendak makan katanya, Sedikit memaksa Rani, Sifa dan Jumardi untuk makan siang akhirnya berhasil, ketika mereka bertanya kembali “ Kak Sizu ngak makan”?,”  kebetulan hari ini adalah Kamis maka kakak Manfaatkan untuk syaum, biasanya di perjalanan kakak tak bisa untuk makan”.
Sembari menunggu Jumardi, Sifa dan Rani makan ada seseorang yang menanyakan apa itu FLP yang tertulis di Jaket Jumardi, belum sempat menjawab Pak supir lewat “ Capeklah, beko malam lo awak sampai dipadang”, dengan tergesa- gesa aku pun mencari dimana keberadaan Jumardi, Sifa dan Rani, lalu kutemukan mereka duduk di sudut belum ada hidangan apapun di atas meja mereka. Dengan rasa bersalah karena mereka belum makan, ku ajak saja mereka ke atas mobil ( Maaf ya adik- adik perjalanan ini kurang menyenangkan karna tak sempat makan siang)
Perjalanan pun di teruskan melewati sawah yang membentang di sepanjang perjalanan tapi tidak hijau seperti biasa yang aku lihat karena sawah- sawah sudah mulai panen, sampai kota Payakumbuh tepatnya di Pasar Payakumbuh kulihat ada Kereta angin raksasa ( Sepeda Jumbo), bendi- bendi pun berdiri di sepanjang jalan di depan pasar, di Bukittinggi Sizu, Suzie, Si Jum tengah mengira- ngira yang mana Gunung Merapi, Gunung Singgalang, hmmem yang mana ya? Tapi akau teringat dengan perkataan sebuah teman yang membedakan Merapi dengan singgalang adalah bentuk Gunung itu sendiri, Yang teka menjulang di kelilingi kabut itulah Gunung Merapi, namun yang agak memanjang itu adalah Gunung singgalang.
Bukittinggi terlewati, Padang Panjang telah dimasuki, Air terjun Lembah Anai dan Sungai Air putih pun telah di lewati, hari pun mulai gelap, panitia menanyakan dimana keberadaan kontingan dari Riau melalui ponsel Suzie, pada saat itu kami telah memasuki Kayu tanam kabupaten Padang Pariaman.

( Pokoknya bersambung sekarang dulu ya, jangan kemana- mana ada episode yang lebih seru lainnya, oche... )

Sabtu, 09 Juni 2012

Catatan Perjalanan Saat TFT FLP di Padang ( Bag.1)



Catatan Perjalanan  TFT FLP sesumbagut  Bagian 1
Ku Mulai Perjalanan ini
By : Sizu
Kamis pagi, 17 Mei 2012 dengan Bismillah ku mulai perjalanan indah ini, bakda Duhha dan Shafar sembari menunggu kedatangan mobil yang menjemputku, bermain bersama keponakan ku yang imut tengah protes atas  kepergianku yang mengurangi keceriannya, sambil menata hati dan menjelaskan mengapa aku harus pergi membuat terkuras energiku untuk berfikir jawaban apa yang tepat agar dia paham akan kepergianku.
Belum usai bermain dengan keponakan imut ku, ponsel cantik berdering, ada telpon dari pemilik mobil travel yang akan ku gunakan keberangkatan pagi ini menginfokan bahwa mobil tengah meluncur kerumah ku, dengan tergesa ku tekan keybord HP mengetik pesan agar teman- teman seperjalaan ku bersiap untuk berangkat.
Tak lama kemudian mobil travel datang menjemput ku, aneh bin ajaib seorang sopir travel yang telah berkelana bertahun- tahun membawa mobil Pekanbaru – Padang, namun tak hapal dengan kota Pekanbaru, jadilah hari itu menjadi penunjuk jalan mencari penumpang yang satu orang, untung aja ngak seperti lagu ayu tingting “ mencari alamat palsu”, setelah berputar- putar kesana kemari mencari mencari jalan yang tidak terkena kemacetan kota Pekanbaru yang mulai di penuhi kendaraan di pertengahan kota. Akhirnya di temukan penumpang yang akan berangkat bersama kontingen FLP, di sepanjang jalan mencoba melobi perempuan yang di depan sopir agar salah seorang Peserta Ikhwan yang satu orang, namun tak tembus juga, hemmm.
Pak Supir yang taat aturan menurut ku, biasanya ketika naik travel ke padang tak pernah masuk akap eh bapak ini malah berlama- lama di Akap, sembari menjawab sms yang masuk ponsel menanyakan keberadaan mobil dimana, berbincang- bincang dengan Penumpang yang satu orang lumayan menyenangkan lah.
( BERSAMBUNG KE EPISODE BERIKUT)

Selasa, 05 Juni 2012

Lomba Cerpen Kebudayaan Indonesia


Lomba Cerpen Kebudayaan Indonesia: Asyiknya Indonesiaku yang hadiah utamanya tiket ke UBUD WRITERS & READERS Festival di Bali pada Bulan Oktober!
Pada mau ke Bali kan? makanya ayo ikutan Lomba Cerpen Kebudayaan Indonesia: Asyiknya Indonesiaku dengan syarat sebagai berikut :
Tema: Asyiknya Indonesiaku
Mengangkat Budaya Indonesia yang membuat kita bangga sebagai bangsa Indonesia
Persyaratan lomba:
1. Naskah bertema tentang nilai positif kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Naskah merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan atau dibantu pihak lain.
3. Naskah ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baik, font Verdana 12pt, Spasi 1,5pt, 4-6 Halaman dalam bentuk print out ukuran kertas A4
4. Naskah belum pernah dipublikasikan di media mana pun.
5. Pengiriman naskah disertai dengan fotokopi identitas diri (kartu pelajar/ dan biodata singkat: nama, umur, sekolah, alamat lengkap, nomor telepon/handphone) alamat e-mail/FB/Twitter.
6. Peserta adalah warga negara Indonesia berusia di bawah 12 tahun.
7.Pengiriman naskah dilengkapi dengan potongan Kupon Lomba Cerpen yang terdapat dalam buku terbaru KKPK, yang terbit mulai April 2012.
8. Naskah dikirim ke alamat Panitia Lomba Cerpen Kebudayaan Indonesia 2012. Penerbit Mizan: Jln. Cinambo No.135 Cisaranten Wetan – Bandung 40294 Telp. 022-7834310 faks. 022-7834311
9. Naskah harus diterima panitia 13 Juli 2012 (cap pos).

Nah, seperti yang telah disebutkan diatas Hadiah Lombanya adalah:
1. Satu Karya Terbaik akan mendapatkan Tiket ke UBUD WRITERS & READERS FESTIVAL di Bali pada Oktober 2012. Satu Pemenang berhak mendapatkan tiket Pesawat PP, Hotel, plus uang saku (berlaku untuk 2 orang).
2. 20 Naskah terbaik akan diterbitkan KKPK LUKS EDISI KHUSUS Tema Kebudayaan Indonesia.
Satu karya pemenang cerpen terbaik dan 20 cerpen terpilih akan diumumkan pada 1 September 2012. Pengumumannya bisa dilihat di www.mizan.com, www.kecilkecilpunyakarya.com, Facebook dan Twitter KKPK.
Seru kan kejutannya? Jadi tunggu apa lagi? Ayoo persiapkan diri kalian untuk mengikuti Lomba Cerpen Kebudayaan Indonesia 2012: Asyiknya Indonesiaku!
Pengumuman Lomba
1. Satu pemenang cerpen terbaik dan 20 cerpen terpilih akan diumumkan pada 1 september 2012.
2. Pengumuman lomba bisa dilihat di www.mizan.com, www.kecilkecilpunyakarya.com, Facebook & Twitter KKPK.
Sumber: http://kecilkecilpunyakarya.com/readpages.php?read=berita&newsids=201&nw=Lomba.Cerpen.Kebudayaan.Indonesia

Sang Mistikus Kasih Cerita Budaya yang bahagia

 Sang Mistikus Kasih, Sebuah Kumpulan Cerpen tema budaya yang membuat kita kaya dengan budaya Indonesia yang Indah Tabir kain berwarna kunin...