Catatan Perjalanan
TFT FLP sesumbagut Bagian 2
Ini Jalan ku, mana cerita mu ?
By : Sizu ( Siti Zulbaidah)
Kita sambung kembali cerita yang
terhenti, setelah keluar dari Akap mobil melaju ke Arah Jalan S.Amin untuk
menjemput teman- teman yang lain, Suzie ( Sugiarti) kulihat berdiri dengan
Travel bagnya di depan RM. Bareh solok, trus Penumpang selanjutnya ada Maharani
Yas ( Maya), dan Jumardi di depan Hotel Mona, eh ternyata ada Ketum FLP Cabang
Pekanbaru mengantar si Jumardi, harusnya acaranya pakai Pidato Pelepasan ya
he..he.., namun hanya Salam yang terdengar di lisannya.
Sifa ( Siti Fatimah) dan Azizah ( Sri Wahyuni) pun telah menunggu
di simpang Garuda Sakti, hmm petualangan Ke Ranah Minang pun di Mulai.
Di sepanjang perjalanan Sizu,
Suzie, dan Si Jum tak berhenti berceloteh, mulai dari Ke Penulisan, Bagaimana
pola hidup Buaya, dan banyak yang lainnya membuat perjalanan menjadi riang, Tak
terasa mobil terus melaju ke Arah Sumatra Barat, di Kelok sembilan terjadi
kemacetan, karena ada pohon yang tumbang di jalan, alhamdulilah walau dengan
pelan mobil sudah bisa berjalan, kulirik kembali jam di Pergelangan tangan menunjukan
pukul 14.00 namun tak ada tanda- tanda mobil akan berhenti. Rumah Makan Padang
Bulan pun terlewati karena penuh, lalu mobil terus saja melaju menuju Rumah
makan yang lain, dan tepat pukul 14.30 kami sampai di sebuah rumah makan yang
di belakangnya terdapat sawah yang membentang, tak menyia- nyiakan waktu kami
pun ke Mushola untuk melaksanakan sholat Zuhur dan menjamak asyar, setelah
sholat kulihat adik- adik ku belum ada yang makan, kulihat Azizah yang masih
lemas akibat mabuk perjalanan tak mampu untuk makan, Suzie pun tak hendak makan
katanya, Sedikit memaksa Rani, Sifa dan Jumardi untuk makan siang akhirnya berhasil,
ketika mereka bertanya kembali “ Kak Sizu
ngak makan”?,” kebetulan hari ini adalah Kamis maka kakak Manfaatkan untuk syaum,
biasanya di perjalanan kakak tak bisa untuk makan”.
Sembari menunggu Jumardi, Sifa
dan Rani makan ada seseorang yang menanyakan apa itu FLP yang tertulis di Jaket
Jumardi, belum sempat menjawab Pak supir lewat “ Capeklah, beko malam lo awak sampai dipadang”, dengan tergesa- gesa
aku pun mencari dimana keberadaan Jumardi, Sifa dan Rani, lalu kutemukan mereka
duduk di sudut belum ada hidangan apapun di atas meja mereka. Dengan rasa
bersalah karena mereka belum makan, ku ajak saja mereka ke atas mobil ( Maaf ya
adik- adik perjalanan ini kurang menyenangkan karna tak sempat makan siang)
Perjalanan pun di teruskan
melewati sawah yang membentang di sepanjang perjalanan tapi tidak hijau seperti
biasa yang aku lihat karena sawah- sawah sudah mulai panen, sampai kota
Payakumbuh tepatnya di Pasar Payakumbuh kulihat ada Kereta angin raksasa (
Sepeda Jumbo), bendi- bendi pun berdiri di sepanjang jalan di depan pasar, di
Bukittinggi Sizu, Suzie, Si Jum tengah mengira- ngira yang mana Gunung Merapi,
Gunung Singgalang, hmmem yang mana ya? Tapi akau teringat dengan perkataan
sebuah teman yang membedakan Merapi dengan singgalang adalah bentuk Gunung itu
sendiri, Yang teka menjulang di kelilingi kabut itulah Gunung Merapi, namun
yang agak memanjang itu adalah Gunung singgalang.
Bukittinggi terlewati, Padang
Panjang telah dimasuki, Air terjun Lembah Anai dan Sungai Air putih pun telah di
lewati, hari pun mulai gelap, panitia menanyakan dimana keberadaan kontingan
dari Riau melalui ponsel Suzie, pada saat itu kami telah memasuki Kayu tanam
kabupaten Padang Pariaman.
( Pokoknya bersambung sekarang
dulu ya, jangan kemana- mana ada episode yang lebih seru lainnya, oche... )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar