Sudah lama sebenarnya hasrat hati ini ingin membuat biografi Penulis yang pernah saya baca bukunya dan saya temui langsung di hadapan saya, namun apalah daya saya bukanlah seorang penulis hebat seperti mereka namun di Blog ini saya mencoba mengisahkan Cubisan Kenangan bersama penulis- penulis hebat ini semoga Allah merahmati kehidupan mereka, dan yang telah tiada semoga Allah beri posisi terbaik di hadapan Allah Swt. Amin ya Allah
Saat Indah Bersama Almarhumah Nurul. F. Huda
Aku mengenalnya ketika aku kuliah semester tiga
di Universitas Islam Riau tempat aku menimba ilmu dan mendapat gelar ke sajarnaanku, sosok
bersahaja ibu muda yang baru punya putra pertama dengan hati ikhlas memboyong
putra mungilnya dan suami tercintanya. Untuk bertemu dengan para mahasiswa yang menanti kehadirannya, pertama aku tidak
terlalu peduli dengan kehadiran beliau, karna aku salah satu panitia acara temu
penulis tersebut maka mau tidak mau aku berinteraksi dengannya, aku terpesona
dengan ucapannya bahwa beliau hadir kesini adalah untuk
bersilaturahmi dengan saudara- saudara muslim disini. " Saya bukan seorang artis
yang di elu- elukan tapi saya adalah seorang saudara yang ingin bertemu dengan
saudaranya". Ya Allah begitu mulianya hatinya, bahkan dia membaca fikiranku
kalau imeg orang dari pusat / daerah Jawa apalagi seorang
Penulis terkenal tentu inggin di puja- puja dan di hormati bak raja. Namun
senyum beliau yang begitu khas menyejukan hatiku dan bahkan beliau sendiri yang
bertanya siapa nama ku ketika kusodorkan buku karangannya untuk meminta tanda tanggannya, buku yang sengaja belum kutulis nama,
masih tersimpan tulisan tangannya yang indah dibuku itu dengan menulis “ Dengan
Cinta teruntuk Saudariku Siti Zulbaidah” dan sebuah senyum mewarnai buku
itu. Yap Sosok ramah penuh pesona dan Penulis aktif ini bernama “ Nurul F
Huda”.
Begitu banyak buku karangannya yang Aku miliki sampai ada beberapa buku yang di pinjam teman yang tak pernah kembali
diantara buku Mbak Nurul F Huda ini yang saya punya adalah Sebab
Aku Cinta (Asy Syaamil), Bayangan Bidadari (DAR! Mizan), Biarkan aku memulai (
DAR! Mizan), Menjemput Bidadari (GIP), Balada Cinta si Kembar (Era Intermedia),
sebenarnySembari Cari Kutu: Panduan Cerdas Ngerumpi, Hingga Detak Jantungku Berhenti (Zikrul Hakim) begitu banyak buku yang di tulis oleh Penulis Hebat ini yang sampai
saat ini banyak yang belum ku punya diantaranya : Dua Lelaki Pilihan (Asy
Syaamil), Pangeran Impian (Asy Syaamil), Muslimah Apartment: Ditaksir Ikhwan
(Asy Syaamil), Serial Double eF Team: Story at the School (DAR! Mizan), Serial
Double eF Team: Story at the Yogyakarta (DAR! Mizan),Serial Double eF Team:
Story at the Loji House (DAR! Mizan),Serial Double eF Team: Story at the Party
(DAR! Mizan, Serial Double eF Team: Story at the Store (DAR! Mizan), Serial
Double eF Team: Story at the Dinner (DAR! Mizan), Proses Kreatif Penulis Hebat
(DAR! Mizan), La TAnza Male Café (GIP), Parcel Mini La Tansa (GIP), Hanya
Karena Cinta (Fatahillah), Kisi Hati Bulan (Fatahillah), Hantu Pocong (Zikrul
Kids), Menangkap Hantu (Zikrul Kids), Hati Pualam Adinda, Hingga
detak Jantungku Berhenti adalah Karyatulis beliau yang terakhir kalinya. Semoga
Allah Merahmatimu Penulis Hebat.
Aktivitasnya dalam dunia kepenulisan
tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain, beliau pernah
menjadi Ketua FLP Yogyakarta kemudian ketika mengikuti suaminya pindah ke kota
industri Batam beliau juga memberikan kontribusinya di dunia kepenulisan dan
menjadi ketua FLP Batam, Penulis yang mengkususkan diri pada cerita Remaja dan
Rumah tangga ini begitu piawai mengoreskan Pena bahkan saya hafal betul dengan
Jalan cerita La Tanza Male Cafe yang dibuat berseri di Majalah Annida terbitan
tahun 2003 yang mengisahkan 5 pemuda (Hari, Arief, Fely, Adjie dan Jimmy)
yang buka usaha cafe hanya boleh
untuk pria dan tidak ada Alkhohol, nikotin, Hiburannya di hibur oleh Tim Nasyid
JV ( Justic Voice) yang salah satunya merupakan pemilik usaha Cafe tersebut
yaitu Fely. Tujuan mereka berlima mendirikan cafe untuk mendakwahkan orang-
orang yang mengunjungi cafe supaya menjadi lebih baik. Saya terkesan ketika
Serial La Tanza Male Cafe mengisahkan tentang Rihlah, begitu piawainya Mbak
Nurul F Huda menceritakan pesona alam yang memukau di Kota Djogyakarta : Kukup,
Krakal, Baron membuat pembacanya Ikut bertasbih memuji Kebesaran Ilahi, membawa
pembacanya larut menikmati pesona Alam yang belum pernah di kunjungi hamparan
pantai yang membentang, sejuknya anggin, gemuruh ombak yang berdentang menambah
kesyukuran kita pada Allah Rabbi Izati, bertasbih memuji indahnya cipta Allah.
Subhanallah.
Lama tak terdengar kabarnya inggin
rasanya saya mengetahui Kabarnya, Pagi itu Rabu 18 Mei 2011 saya membaca Status
seorang Penulis di Facebook yaitu Teteh Mutmainah ( Maimon Herawati) yang
mengabarkan Kepergian Beliau, Rasanya tak percaya saya akan kabar ini ku ulang
kembali membaca status itu benar ngak ya? Nanti aja setelah acara Pemilu Kada
di Daerahku selesai aku akan ke Warnet biar lebih jelas batinku. Tapi air
mataku tak sanggup ku tahan untuk keluar dengan sendirinya, dan pada saat yang
sama Hujan Lebat Menguyur Kota Bertuah sehingga Airmataku tak terlihat oleh
orang- orang sekitar karna orang- orang pada sibuk mencari tempat berteduh
untuk menyelamatkan diri dari Serangan air hujan yang menghantam.
Baru kusadari setelah Kepergian
seorang Penulis yang bersahaja yang terus intens menulis, membuatku tersadar
akan Hakekat hidup didunia hanya sementara, dunia
hanya tempat kita berkarya. Aku jadi Malu setelah membaca tulisan beberapa penulis yang
mengisahkan bagaimana sebenarnya Seorang Nurul F Huda, seorang Perempuan yang
menderita Kelainan Jantung bawaan sedari kecil, kemudian menjadi Sigle Mother
untuk 2 orang Putra/putrinya Fathin dan Azizah. Namun beliau terus memberikan
semangat buat orang lain untuk terus berkarya, bermakna dan Luarbiasa. Dan
Beliau memberikan Praktek yang nyata terhadap sebuah Pepatah “ Harimau mati
meninggalkan Belangnya, Gajah mati meninggalkan gadingnya, Manusia Mati
meninggalkan Karyanya’. Yap Walau beliau telah tiada namun karyanya terus
Menginspirasi dunia. Jadi teringgat sebuah kata yang tertulis di sebuah Blog
beliau Hakikat kehidupan adalah
Kematian dan kebenaran dari sebuah kehidupan hanya ada setelah kematian.
Sungguh sebenarnya kita semua sedang menunggu kematian yang memang pasti
kita hadapi. Dalam masa menunggu itu maka berkaryalah kita Hingga Detak Jatung
Berhenti.