Sabtu, 20 April 2013

3 HARI 3 PROVINSI ( Part 1)

Selepas Azan Magrib tepatnya hari sabtu, 6 April 2013,HP mungil ku bernyayi dengan syahdu, ada nomor tak dikenal tertera di layar HP, dalam hati ku bertanya- tanya " Ngak tahu Magrib ya, masih mau nelpon aja?" ternyata ini telpon dari Uda Yang (Uda Yanuar) yang dari lampung mengabarkan bahwa " Emak Ijah yang di Lampung telah  Meninggal Dunia"
Derai Air mataku tak mampu ku bendung atas berpulangnya satu-satunya perempuan saudara kandung Ibu yang masih ada, Selesai melaksanakan Sholat magrib di Mesjid Ar Rosyidin di Jalan Arengka, ku Bawa si Birru Jihaddi dengan sekencang-kencangnya agar cepat sampai di Rumah.
ternyata sampai dirumah saudara- saudara sudah pada tahu berita duka, maka dengan meminta bantuan teman-teman kakak ipar maupun teman- teman yang lain mencoba mencari tiket pesawat yang bisa berangkat malam ini juga, namun usaha itu nihil.
bersama saudara Lelaki ( Abang) mencoba berlari ke Bandara siapa tahu ada tiket pesawat yang bisa berangkat hari ini menuju Jakarta. dengan gontai kami duduk di bandara karna tiket malam ini tidak ada lagi
namun Allah mendengar do'aku berharap bisa melihat 'Emak " untuk terakhir kali. ada seorang petugas Bandara yang berbaik hati membantu mencarikan tiket pesawat walau dengan berbolak balik antara lantai 1 dan 2 sebanyak 2 kali, akhirnya tiket pesawat kudapatkan
Bersama mandala ku terbang saat hujan deras tengah melanda kota Bertuah, petir yang menyambar Alhamdulih tidak membuat pesawat menjadi oleng. tepat pukul 12 malam ku tiba di Bandara Soekarno- Hata
Perjalanan Mengejar pertemuan terakhir besama "Emak" di mulai
1. Jakarta -Lampung
    Dari Bandara Soekarno Hata di Cengkareng kami menuju Terminal Kalideres mengunakan Taksi, sesampai di Kali deres ternyata Bis yang ke Merak sudah tidak ada, atas saran seorang tukang ojek menyarankan kami naik Angkot ke Serpong kemudian turun di Terminal Ajha, kemudian naik Bis Arimbi menuju Merak. Alhamdulillah sampai di Terminal Ajha ada Bis yang akan berangkat kami langsung saja naik bus menuju merak. sesampai di Merak kami tertipu dengan seorang calo karena katanya bisa mencarikan mobil Travel untuk kami menuju Lampung, ternyata yang diberikan calo adalah Bis ALS yang sudah sarat barang penumpang dan kondisi kursi yang patah, namun karena berfikir bagaimana harus cepat sampai makanya tetap naik bis tersebut.
Tak lama setelah naik Bis kami pun menyebrang dari Merak menuju Bakueni mengunakan kapal feri Jatra II tepat pada pukul 5 Subuh, ini lah pertama kali dalam hidup saya melaksanakan Sholat di dalam kapal di tengah lautan
 Begitu Syahdunya sang imam yang memipin sholat subuh berjemaah di atas Kapal membuat aku nyaman dalam perjalanan menuju kota Lampung, walau masih ada duka yang menyapa.
Penyembarangan dari Merak menuju Bakauheni memakan waktu sekitar 3 jam, tapi kesempatan melihat sang mentari pagi diatas kapal membuat saya terpesona pada ciptaan sang Ilahi
Kami sampai di pelabuhan Bakauheni tepat pukul 8 pagi, alhamdulillah akhirnya bisa menjejakkan kaki di " Bumi Ruwa Jurai" di Pelabuhan Bakauheni kita dapat melahat sebuah menara ciri khas kota lampung yaitu " Menara Siger "

Walau terlambat mengikuti prosesi Memandikan dan Mengapani 'Emak" Alhamdulillah masih sempat ikut melakukan Sholat jenazah dan Mengantarkan ke peristirahatannya terakhir tepat di samping pemakaman sang suaminya tercita" Papa Nurzak".
" Selamat Jalan Emak semoga Allah mengampuni segala dosa mu dan di tempatkan pada Sisi terbaik bersama Allah dan keluarga yang di tinggal tabah dan tetap menjalin silaturahim bersama keluarga besar yang lain. Aamiin ...Aamiiin ya Robbal alamin.
( Bersambung ke berikutnya)

Sang Mistikus Kasih Cerita Budaya yang bahagia

 Sang Mistikus Kasih, Sebuah Kumpulan Cerpen tema budaya yang membuat kita kaya dengan budaya Indonesia yang Indah Tabir kain berwarna kunin...