Sabtu, 18 Februari 2012

Lomba Menulis Cerpen dan Puisi untuk Keluarga besar FLP se Riau

Lomba menulis Cerpen dan Puisi untuk Keluarga Besar FLP se- Riau ( DL 29 Februari 2012)

Setelah diskusi panjang kali lebar sama dengan luas ke ikhlasan bersama Donatur perlombaan dan para panitia maka dengan ini kami tetap melanjutkan Lombaaaaaaaa SPEKTAKULER !!!!
Yang telah diadakan sebelumnya. Hal ini di sebabkan karena minimnya peserta lomba oleh karena itu kami tetap mengharapkan partisipasi semua teman- teman dalam event ini.

Kategori peserta          : Seluruh Keluarga besar FLP se-Riau
Deadline Karya           :29  Februari 2012 jam 00.00

Jika kau menatap mentari maka kau akan teringat dengan yang menciptakan mentari yang bersinar itu. Bisakah kau resapi yang Maha Cinta yang menganugrahi cinta itu padamu ? pernahkah kau meresapi cinta yang tanpa batas itu pada Ilahimu ? sedangkan kau masih saja menduakan kadang mentigakan sang Maha Cinta kepada yang lain. Sang Maha Cinta tetap saja mengulurkan bahagia itu untukmu.

PERSYARATAN LOMBA               :
  • ·         Tema cerpen dan puisi “Sang Maha Cinta
  • ·         Jumlah halaman cerpen minimal 6 halaman, spasi 1,5 jenis huruf Times New Roman font 12 ukuran kertas A4
  • ·         Jumlah kata puisi min 1 kata spasi 1,5 jenis huruf Times New Roman font 12 ukuran kertas A4
  • ·         Margin (garis) atas, bawah, samping kiri dan kanan (4,3,4,3)
  • ·         Mencantumkan biodata narasi 150 kata pada bagian akhir naskah
  • ·         Kirim karya ke alamat email : putrymardiah@gmail.com
  • ·         Judul/subjek email tulis : lomba FLP #Judul Cerpen/Puisi# nama Penulis
  • ·         Setiap peserta lomba boleh mengirimkan / mengikuti perlombaan cerpen dan puisi
  • ·         Pengumuman pemenang akan dilakukan pada saat pelantikan Anggota Baru FLP Cabang Pekanbaru angkatan ke Tujuh
  
Hadiah
Kategori  Cerpen
  • ·         Juara I  = Rp. 300.000 +  Tropi
  • ·         Juara II = Rp. 250.000 + Tropi
  • ·         Juara III = Rp. 200.000 + Tropi
Kategori  Puisi
  • ·         Juara I  = Rp. 250.000 +  Tropi
  • ·         Juara II = Rp. 200.000 + Tropi
  • ·         Juara III = Rp.150.000 + Tropi

 Ketentuan Mengikat
  • Keputusan DEWAN JURI tidak bisa diganggu gugat.
  • DEWAN JURI berhak membatalkan keputusannya, jika di kemudian hari diketahui karya pemenang lomba melanggar karya cipta orang lain (plagiat).
  • HAK CIPTA tetap ada pada penulis, sedangkan PANITIA memiliki HAK untuk MEMPUBLIKASIKANNYA

Mari Berkarya, Bermakna, LuarBiasa. Jadilah Penulis Berbudaya. Cerahkan Indonesia dengan karya yang bermakna.

PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANA


PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANA

by Leyla Imtichanah on Thursday, January 5, 2012 at 4:26pm ·
PROYEK ANTOLOGI BERSAMA PIPIET SENJA DAN LEYLA HANA

Fenomena fesbuk telah menjangkau hampir semua orang, dari segala usia dan profesi. Bagi ibu rumah tangga, fesbuk dirasa sangat menguntungkan. Banyak ibu yang tergerak untuk berbisnis melalui fesbuk, karena bisa tanpa modal. Cukup pajang foto produk, harga, dan barang baru dibeli bila ada pesanan. Ada juga yang merambah profesi penulis, dengan begitu banyaknya kesempatan menulis, dari yang berhadiah uang jutaan, ratusan ribu, sampai hanya sekadar buku. Ibu-ibu rumah tangga yang semula terkungkung dalam kotak sempit bernama rumah, mendadak bisa melanglang dunia melalui fesbuk. Pergaulan terbuka luas, kesempatan untuk memberdayakan diri pun seakan tak ada habisnya. Bahkan di fesbuk, kita bisa sekadar bertanya soal resep masakan atau obat untuk menyembuhkan penyakit anak.  Ada juga yang mendapatkan jodoh dari hasil interaksi di fesbuk.

Namun, sayang, sisi  negatifnya pun tak kalah marak. Tak terhitung kasus anak remaja putri, yang dibawa lari teman fesbuknya. Atau, kasus-kasus perselingkuhan di fesbuk. Cinta lama bersemi kembali, manakala hubungan pertemanan kembali terbuka dengan mantan-mantan kekasih di masa lampau. Istri-istri galau yang kesepian, mengumbar perasaan demi menarik simpati. Hingga meski masih berada di dalam rumahnya, potensi perselingkuhan terbuka lebar. Ada juga yang terkena kasus penipuan hingga ratusan juta, entah itu terjebak praktek perdagangan alat-alat elektronik illegal, penjual online yang tidak amanah, maupun penipuan berdalih kegiatan social. Yang terbaru adalah fenomena hacker fesbuk, di mana akun fesbuk kita diambil alih oleh orang lain dan digunakan dengan tidak pantas.

Mari berbagi cerita mengenai dampak positif dan negatif dari fesbuk, yang sudah kita alami atau orang lain alami (narasumber disebutkan di akhir naskah, nama boleh disamarkan) dalam proyek antologi bersama Pipiet Senja dan Leyla Hana. Ketentuan penulisan:
  1. Pilih salah satu dampak fesbuk bagi perempuan, positif atau negatif. Fokus pada satu cerita saja dari keuntungan atau kerugian fesbuk.
  2. Peserta berjenis kelamin perempuan.
  3. Sertakan tips-tips untuk berjaga-jaga dari dampak negatif fesbuk, terkait dengan topic yang kamu ceritakan. Misalnya, jika ingin bercerita tentang fenomena hacker fesbuk, sertakan tips untuk mengatasi kemungkinan fesbukmu dihack.
  4. Setiap peserta hanya boleh mengirim satu naskah.
  5. Naskah belum pernah diikutsertakan dalam lomba mana pun.
  6. Naskah diketik komputer, times new romans 12, spasi 1,5.
  7. Jumlah halaman naskah anatra 5-10 halaman.
  8. Ditulis dengan bahasa narasi, minimalkan dialog (boleh, tapi tidak banyak).
  9. Kirimkan ke imel leyla.hana@yahoo.co.id dengan subyek: Pengaruh Fesbuk Terhadap Perempuan Indonesia.
  10. Sertakan biodata narasi, alamat fesbuk (jangan ganti-ganti nama akun fesbukmu, biar mudah mencarinya), dan alamat imel.
  11. Kirim dalam bentuk attachment, bukan di badan imel. Naskah, nama penulis, dan biodata disatukan. Jangan dipisah-pisah.
  12. Tag informasi audisi antologi ini ke 30 orang temanmu.
  13. Deadline sampai tanggal 28 Februari 2012.
  14. Akan dipilih 20 naskah terbaik dan mendapatkan honor pemuatan dalam buku antologi ini.

Selamat menulis dan berbagi inspirasi!

Pipiet Senja dan Leyla Hana

Minggu, 12 Februari 2012

LOMBA ESSAY " AKU DAN FLP "


DUNIA BARU DI HATI KU BERNAMA FLP
Oleh : SITI ZULBAIDAH HASAN *)

Awal aku mengenalnya
Aku mengenal FLP ( Forum Lingkar Pena) dari sebuah majalah remaja islam “ ANNIDA”, yang pada saat itu di ketuai oleh mbak Helvy Tiana Rosa (HTR) dan disaat yang bersamaan mbak Helvi adalah Pimpinan Redaksi Majalah “ Annida”, karena aku suka membaca majalah Annida sejak tahun 2000 ya walau tidak selalu membeli majalah tersebut, dan disana ada namanya rubrik Galeri yang sering menuliskan info tentang FLP, di majalah Annida No. 18 Th IX 5 Juli 2000 disana di ceritakan sejarah awal terbentuknya FLP yaitu berawal dari pertemuan informal beberapa alumnus Fakultas Sastra Universitas Indonesia, terlontar keprihatinan terhadap minat membaca dan menulis para pemuda/ pemudi. Maka pada tanggal 22 Februari 1997 resmi Forum Lingkar Pena berdiri dengan lambang pena yang melingkari bumi, dan memiliki semboyan : Berbakti, berkarya dan berarti. Seiring dengan perjalanan waktu tersebarlah kepengurusan FLP keseluruh wilayah Indonesia sampai ke manca negara.
Walau telah lama mengenal FLP belum berani rasanya untuk bergabung didalamnya karna aku melihat bahwa orang – orang di FLP adalah penulis yang hebat sebut saja diantaranya : Mbak Helvi Tiana Rosa yang karyanya tersebar dimana saja bahkan sekarang termasuk kedalam sastrawati yang terkenal di Indonesia, mbak Asma Nadia yang sekarang malah telah mendirikan penerbitan Asma Nadia Publishing House, mbak Izzatul Jannah yang sekarang telah menjadi ketua FLP pusat, mbak Afifah Afra Amatullah sempat menjadi ketua FLP Semarang, almarhumah mbak Diana Roswita FLP Banda Aceh, Almarhumah mbak Nurul F Huda ketua FLP Batam. Saya merasa ketika masuk kedalam FLP adalah orang – orang hebat dalam berkarya dan mencerah kan umat ini dengan sastra islami.
Di akhir tahun 2004 aku mengetahui informasi tentang FLP di kota kelahiran ku, namun tak juga keberanian untuk bergabung hinggap di hatiku, namun seiring waktu yang berjalan di akhir tahun 2010 ku beranikan untuk ikut rekrutmen pembukaan anggota baru FLP Cabang Pekanbaru setelah mendapat info pembukaan dari seorang adik yang juga penggurus FLP wilayah Riau dan mendapat telpon langsung dari ketua FLP cabang Pekanbaru yang menginfokan tentang pembukaan Anggota  baru FLP Cabang Pekanbaru angkatan ke enam. Proses pemagangan selama tiga bulan memperkaya pengetahuan ku tentang sastra walau sampai hari ini terus terang aku masih terus dalam proses belajar berkarya, kalau aku mengatakan proses belajar menulis rasanya aku menyepelekan peran ibunda, guru SD, guru SMP, guru SMA bahkan dosen di perguruan tinggi yang telah mengajarkan aku menulis walau belum sempurna. Yap saat ini aku sedang proses belajar berkarya dengan kata- kata semoga bisa menjadi ladang amal untuk bekal di yaumil mashar.



FLP dan diseleksia
Mungkin orang tak pernah tahu kalau aku sebenarnya mengidap penyakit “ Diseleksia” yaitu kesulitan menggolah kata- kata, dalam sebuah situs internet http://health.kompas.com/read/2010/08/03/09255726/Apa.Itu.Disleksia aku membaca penyandang diseleksia biasaya mengalami masalah dalam : 1. Masalah Fonologi,  yaitu hubungan sistematik antara huruf dan bunyi. Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku” dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata-kata yang mempunyai bunyi hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak disebabkan masalah pendengaran, tetapi berkaitan dengan proses pengolahan input di dalam otak. 2. Masalah mengingat perkataan: Kebanyakan anak disleksia mempunyai level kecerdasan normal atau di atas normal. Namun, mereka mempunyai kesulitan mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya dan memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di sekolah” atau “temanku yang laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan suatu cerita, tetapi tidak dapat mengingat jawaban untuk pertanyaan yang sederhana.3. Masalah penyusunan yang sistematis atau berurut: Anak disleksia mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan dalam setahun, hari dalam seminggu, atau susunan huruf dan angka. Mereka sering ”lupa” susunan aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa apakah setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke tempat latihan sepak bola. Padahal, orangtua sudah mengingatkannya bahkan mungkin hal itu sudah pula ditulis dalam agenda kegiatannya. Mereka juga mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya mereka mengalami kesulitan memahami instruksi seperti ini: ”Waktu yang disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang pukul 08.00. Maka 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali”. Kadang kala mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang sederhana, misalnya mereka tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli sepotong kue atau tidak. 4. Masalah ingatan jangka pendek: Anak disleksia mengalami kesulitan memahami instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek. Misalnya ibu menyuruh anak untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa serta buku PR Matematikanya, ya”, maka kemungkinan besar anak disleksia tidak melakukan seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena tidak mampu mengingat seluruh perkataan ibunya.
Tentu dari pemaparan diatas ada yang bertanya, “ Apa hubungan Diseleksia dengan FLP ?”, tentu ada kaitannya, karena penyakit diseleksia yang kusandang ini sedikit berkurang karena latihan menulis, hal ini terkait dengan pertanyaan ku pada seorang calon Psikolog yang juga salah satu pengurus FLP pertanyaan ku waktu itu bukan tentang diseleksia tapi tentang phobia ku dengan ketinggian, adik tersebut mengatakan cara menghilangkan phobia adalah dengan melawan phobia yang kita rasakan,  pada saat itu aku berfikir kalau diseleksia ku mungkin bisa berkurang dengan banyak menulis dan membaca. Di FLP aku lebih bersemangat dalam menulis karena lingkungan yang membawaku pada suasana nyaman untuk menulis, ya walau kurasa belum ada karya yang berarti yang ku punya, tapi minimal aku bisa terus berlatih untuk mengurangi diseleksia ku dalam hal tulisan yang sering ketinggalan huruf bahkan sering salah penulisan dalam huruf yang sama.


FLP dan sebuah Cita-cita
Ketika kulirik lagi 100 dari mimpi ku salah satunya membuat buku yang bisa bermanfaat bagi orang lain dan membuat perpustakaan mini yang bisa di nikmati lingkungan sekitar sehingga budaya membaca menjadi kesenangan bagi masyarakat. Di FLP mengantarkanku pada sebuah cita- cita membuat buku yang bermanfaat,  ku sadar ketika di FLP tidak lantas karya ku langsung di lirik oleh Penerbit bahkan jika karya ku ku ajukan ke penerbit belum tentu langsung jadi Best seller, menurut ku FLP ibarat sebuah ladang untuk menyemai cita- cita, berhasil atau tidak nya tanaman yang ku semai tentu banyak faktor yang mendukung keberhasilannya, dan jika suatu hari karyaku bisa sukses itu bukan dari hasil ku sendiri tentu banyak hal yang mempengaruhinya dan salah satunya FLP yang telah menyediakan ladang nya untuk ku bertanam. Semoga saja kita bisa menjadi penulis yang mencerahkan tidak hanya untuk orang lain termasuk diri kita yang menulisnya, jangan menjadi lilin yang menerangi orang lain dan membiarkan dirinya habis meleleh dimakan api. Seperti dalam  Al-Qur’an surat Az-Zilzal: 7 ( Maka barang siapa mengerjakan  kebaikan seberat “zarrah”, niscaya dia akan melihat balasannya), berbuatlah kebaikan walau itu hanya melalui tulisan.
FLP dan dunia baru di hati ku
FLP telah melahirkan sebuah dunia baru di hati ku, dunia baru itu bernama “ membaca dan menulis”, dengan membaca terbuka semua informasi dunia dan dengan menulis terangkailah kata-kata, setiap kali sebuah kalimat yang tertulis walau tak indah berharap menjadi pengingat diri bahwa hidup tak akan lama di dunia ini dunia hanya persinggahan sementara untuk membeli bekal amal untuk menuju akhirat yang lebih abadi.  ( Siti Zulbaidah Hasan, di ikutkan dalam lomba Esai “ Aku dan FLP  bersempena dengan MILAD FLP ke- 15).

Senin, 06 Februari 2012

Penulis Perempuan Pekanbaru Penuh Inspirasi

6 April 2009

Mengenang Kader Terbaik FLP Riau (Ruwaida Muthia)

Filed under: Berita — Joni Lis Efendi @ 05:08
intan
FLP Riau kehilangan kader terbaiknya Ruwaida Muthia (Intan). Almarhummah meninggal pada ahad pagi (5 April) pukul 9 pagi lewat karena asma, sempat mendapat perawatan di klinik Husni, namun Allah Swt telah berkenan untuk memanggilnya di usia yang teramat muda (22 tahun) dan tengah menyusun tugas akhir di Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Riau.
Berita ini sungguh diluar perhitungan saya pribadi, dan juga pengurus FLP Riau yang lain. Pengakuan Indra (pengurus FLP Riau, yang juga ketua pelaksana talkshow nasional bersama Asma Nadia), masih sempat dihubungi almarhummah malam minggunya, untuk rapat kecil panitia di Pustaka Daerah Soeman HS, karena Almarhummah menjabat sebagai bendahara panitia “Rencananya jam setengah sepuluh pagi ini Bang, panitia ngumpul,” kata Indra lesuh, ketika kami melayat di rumah duka, di tepi bantaran sungai Siak.
Semua sudah menjadi garis takdir yang hanya Allah mengetahuinya, jodoh, rezeki dan kematian adalah hak-Nya semata. Almarhummah dimakamkan di TPU Senapelan, Pekanbaru, pukul 15.30, hari itu juga setelah dishalatkan ratusan pelayat (dari masyarakat setempat, kader PKS Kota Pekanbaru, FLP Riau, FLP Pekanbaru, mahasiswa Unri, dll) sampai-sampai Mesjid Al-Huda penuh sesak.
Intan tercatat sebagai Bendahara Umum FLP Riau periode 2005-2007, yang harus berjuang lebih keras untuk menghidupkan FLP Riau yang sempat vakum selama empat tahun, dari tahun 2001. Selain itu, Almarhummah juga aktif di organisasi kampus khususnya di Ukmi Ar-Royan Unri, Al Kamir FMIPA, dan PKS Pekanbaru serta organisasi kedaerahan.
Almarhummah adalah sosok yang mandiri dan pembelajar otodidak yang baik, energik dan gemar berorganisasi. Telah merampungkan dua buku dan insya Allah akan diterbitkan, salahsatunya oleh Zikur Hakim, namun sepertinya beliau tidak akan pernah membaca buah kesungguhannya selama beberapa tahun untuk dapat menghasilkan karya dengan namanya sendiri. Insya Allah, jika bukunya kelak diterbitkan akan menjadi amal jariyah yg tetap mengalirkan pahala untuk Almarhummah.
Terakhir kami masih sempat syuro jumat sore (3/April) di Galeri Ibrahim satta, dan beliau sehat-sehat saja dan selalu semangat, tidak pernah mengeluh karena sakit asmanya. Berjumpa dengan mbak Asma Nadia merupakan keinginan Almarhummah yang sudah tersimpan lama, yang sepertinya menjadikeinginan yang tak pernah kesampaian. Dan, seminggu lagi acara yang telah kami rencanakan hampir tiga bulan lalu ini akan dilalui tapi tampa kehadiran Almarhummah di tengah-tengah kami.
Insya Allah, Panitia, pengurus dan segenap keluarga besar FLP Riau tetap melanjutkan acara talkshow nasional walau mendung masih menggelayut di katup mata kami. Almarhummah telah menunaikan kerja dengan sangat baik, dan semangat beliau akan tetap kami lanjutkan. Kami mengharapkan keikhlasan doa dari semua kader FLP untuk menyematkan sebait doa untuk Almarhummah.

Joni Lis Efendi Mantan Ketua FLP Riau 2005-2007
Sumber : http://funwritingclub.wordpress.com

Rabu, 01 Februari 2012

KENANGAN DI BUMI ANDALUSIA (EPS.1)


KENANGAN DI BUMI ANDALUSIA (EPS.1)
 By : Aida Mardiah


Kubuka kembali ingatanku 11 tahun yang lalu, saat pertama ku langkahkan kaki ku di bumi andalas. ketika itu kami berangkat 2 mobil berangkat dari kota Bertuah menuju kota Bengkuang, perjalan dimalam hari sebenarnya kurang asik juga sih karna tak melihat pesona alam disekeliling. namun ku tekatkan hati moga kubetah disana. kumulai dengan Bismilah moga Allah memudahkan setiap usaha ku disana, kuberharap dapat menuntut ilmu pertanian dengan mantap
Kami yang akan sekolah di SPPN Padang ada 9 orang yang berangkat bersama- sama (Santi, Endang, aye,adek, evi, ina, atik, atin, Siti) namun di sekolah kami di kenal dengan kelompok 11 (ditambah Rubi + adi)
Perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya kami sampai pada jam 3.00 dini hari. ada cerita lucu yang sampai sekarang masih diingat sama teman- teman . pada saat kami sampai bapaknya Adek mau menurunkan barang - barang dari bagasi. lalu bapaknya nanya " mana kuncinya kaca"? seharusnya yang ditanya adalah " Kuncinya mana?".
Awal kami sampai,  kami menginap di Asrama Catlea, pada awalnya diri ini ngak bisa tidur disana, selain baru pertama kali menginjakkan kaki di ranah minang, diri ini kan anak bungsu belum pernah jauh dari orang tua, trus dari asrama catlea itu tak jauh dari rel kereta api, jadi ketika kereta api lewat terasa tempat tidur itu bergetar. namun aku kuingat kembali bahwa niatku ingin menuntut ilmu. ku kuatkan kembali hati ini
sebagai orang baru kami menjadi tontonan teman- teman yang lain. gaya dan logat bahasa kami yang berbeda selalu mendapat perhatian dari teman- teman yang lain.
cukup lama juga kami adaptasi dengan lingkungan yang baru selain bahasanya juga makanannya. diri ini termasuk yang tidak tahan dengan makanan yang pedas, di minggu pertama di sana diri ini jatuh sakit karena makanan yang tidak cocok di pencernaan.
Alhamdulilah kalau soal bahasa tidak terlalu sulit karna ibunda juga sering mengajarkan bahasa minang, namun sempat kebingungan juga bahasa yang diajarkan ibunda berbeda dengan dengan bahasa yang digunakan disini. bahkan sampai sekarang bahasa itu ngak bisa hilang dari diri ini, ada yang menarik pada saat itu beberapa tahun yang lalu kami sempat menghadiri reunian sekolah kembali. teman- teman malah pakai bahasa Indonesia sama kami. padahal kami semua mengerti kok dengan bahasa mereka.
Di sekolah ku ini Sekolah yang memang khusus mengajarkan tentang ilmu pertanian.. di sekolah anak - anak kelas 1dan 2 diwajibkan untuk tinggal diasrama, untuk yang kelas satu Asrama putri itu namanya Casver (kayak nama hantu ya, padahal dalam bahasa latin casver itu artinya kayu manis) dan untuk anak kelas 2 dan 3 asrama putrinya namanya Vanda (ini seperti nama binatang tapi sebenarnya artinya adalah bungga vanda). untuk yang putra tempatnya satu asrama saja namanya Ficus benyamina. di sekolah ini seluruh tempat itu diberi nama latin tanaman tujuannya agar kita familiar dengan nama- nama latin tanaman. trus disana juga ada dapur umum namanya Centro sema
Untuk soal makan kami tak perlu kwatir karna disini makanannya sudah tersedia tapi harus tepat waktu. dan perlu kerapian dan kelengkapan alat . kita dibariskan menurut nomor kamar agar tahu siapa temannya yang tertinggal dikamar. trus dicek kelengkapan alat,(sendok, garpu, gelas), juga kerapian pakaian (harus pakai baju kerah).
Disana tukang masaknya ada 4 orang (Pak amat, maskaryo, buk masak, mbak Ros )l ag ar makan tidak berebutan ada petugas piket yang bagian membagi makanannya. yang paling asik tuh kalau jadi piket jaga makananya kita tuh boleh milih makanan yang paling banyak dan biasanya buahnya dapat dua. trus sebelum makan kita harus berdo'a dulu dan setelah bunyi bel baru boleh makan ( makan pun ada aturanya ngak boleh berbunyi antara sendok dan piringnya, trus ngak boleh bicara pas makan) setelah makan pun kita ngak boleh langsung berdiri tunggu aba- aba bel dulu baru boleh berdiri dan piring makan kita bawa kembali di tempat awal kita ambil makanan. ......(masih banyak kisah tentang Andalusia Bersambung dulu ya)

Tulisan ini di dapat dari Notes FB SITI ZULBAIDAH

Sang Mistikus Kasih Cerita Budaya yang bahagia

 Sang Mistikus Kasih, Sebuah Kumpulan Cerpen tema budaya yang membuat kita kaya dengan budaya Indonesia yang Indah Tabir kain berwarna kunin...