Minggu, 12 Februari 2012

LOMBA ESSAY " AKU DAN FLP "


DUNIA BARU DI HATI KU BERNAMA FLP
Oleh : SITI ZULBAIDAH HASAN *)

Awal aku mengenalnya
Aku mengenal FLP ( Forum Lingkar Pena) dari sebuah majalah remaja islam “ ANNIDA”, yang pada saat itu di ketuai oleh mbak Helvy Tiana Rosa (HTR) dan disaat yang bersamaan mbak Helvi adalah Pimpinan Redaksi Majalah “ Annida”, karena aku suka membaca majalah Annida sejak tahun 2000 ya walau tidak selalu membeli majalah tersebut, dan disana ada namanya rubrik Galeri yang sering menuliskan info tentang FLP, di majalah Annida No. 18 Th IX 5 Juli 2000 disana di ceritakan sejarah awal terbentuknya FLP yaitu berawal dari pertemuan informal beberapa alumnus Fakultas Sastra Universitas Indonesia, terlontar keprihatinan terhadap minat membaca dan menulis para pemuda/ pemudi. Maka pada tanggal 22 Februari 1997 resmi Forum Lingkar Pena berdiri dengan lambang pena yang melingkari bumi, dan memiliki semboyan : Berbakti, berkarya dan berarti. Seiring dengan perjalanan waktu tersebarlah kepengurusan FLP keseluruh wilayah Indonesia sampai ke manca negara.
Walau telah lama mengenal FLP belum berani rasanya untuk bergabung didalamnya karna aku melihat bahwa orang – orang di FLP adalah penulis yang hebat sebut saja diantaranya : Mbak Helvi Tiana Rosa yang karyanya tersebar dimana saja bahkan sekarang termasuk kedalam sastrawati yang terkenal di Indonesia, mbak Asma Nadia yang sekarang malah telah mendirikan penerbitan Asma Nadia Publishing House, mbak Izzatul Jannah yang sekarang telah menjadi ketua FLP pusat, mbak Afifah Afra Amatullah sempat menjadi ketua FLP Semarang, almarhumah mbak Diana Roswita FLP Banda Aceh, Almarhumah mbak Nurul F Huda ketua FLP Batam. Saya merasa ketika masuk kedalam FLP adalah orang – orang hebat dalam berkarya dan mencerah kan umat ini dengan sastra islami.
Di akhir tahun 2004 aku mengetahui informasi tentang FLP di kota kelahiran ku, namun tak juga keberanian untuk bergabung hinggap di hatiku, namun seiring waktu yang berjalan di akhir tahun 2010 ku beranikan untuk ikut rekrutmen pembukaan anggota baru FLP Cabang Pekanbaru setelah mendapat info pembukaan dari seorang adik yang juga penggurus FLP wilayah Riau dan mendapat telpon langsung dari ketua FLP cabang Pekanbaru yang menginfokan tentang pembukaan Anggota  baru FLP Cabang Pekanbaru angkatan ke enam. Proses pemagangan selama tiga bulan memperkaya pengetahuan ku tentang sastra walau sampai hari ini terus terang aku masih terus dalam proses belajar berkarya, kalau aku mengatakan proses belajar menulis rasanya aku menyepelekan peran ibunda, guru SD, guru SMP, guru SMA bahkan dosen di perguruan tinggi yang telah mengajarkan aku menulis walau belum sempurna. Yap saat ini aku sedang proses belajar berkarya dengan kata- kata semoga bisa menjadi ladang amal untuk bekal di yaumil mashar.



FLP dan diseleksia
Mungkin orang tak pernah tahu kalau aku sebenarnya mengidap penyakit “ Diseleksia” yaitu kesulitan menggolah kata- kata, dalam sebuah situs internet http://health.kompas.com/read/2010/08/03/09255726/Apa.Itu.Disleksia aku membaca penyandang diseleksia biasaya mengalami masalah dalam : 1. Masalah Fonologi,  yaitu hubungan sistematik antara huruf dan bunyi. Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku” dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata-kata yang mempunyai bunyi hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak disebabkan masalah pendengaran, tetapi berkaitan dengan proses pengolahan input di dalam otak. 2. Masalah mengingat perkataan: Kebanyakan anak disleksia mempunyai level kecerdasan normal atau di atas normal. Namun, mereka mempunyai kesulitan mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya dan memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di sekolah” atau “temanku yang laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan suatu cerita, tetapi tidak dapat mengingat jawaban untuk pertanyaan yang sederhana.3. Masalah penyusunan yang sistematis atau berurut: Anak disleksia mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan dalam setahun, hari dalam seminggu, atau susunan huruf dan angka. Mereka sering ”lupa” susunan aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa apakah setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke tempat latihan sepak bola. Padahal, orangtua sudah mengingatkannya bahkan mungkin hal itu sudah pula ditulis dalam agenda kegiatannya. Mereka juga mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya mereka mengalami kesulitan memahami instruksi seperti ini: ”Waktu yang disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang pukul 08.00. Maka 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali”. Kadang kala mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang sederhana, misalnya mereka tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli sepotong kue atau tidak. 4. Masalah ingatan jangka pendek: Anak disleksia mengalami kesulitan memahami instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek. Misalnya ibu menyuruh anak untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa serta buku PR Matematikanya, ya”, maka kemungkinan besar anak disleksia tidak melakukan seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena tidak mampu mengingat seluruh perkataan ibunya.
Tentu dari pemaparan diatas ada yang bertanya, “ Apa hubungan Diseleksia dengan FLP ?”, tentu ada kaitannya, karena penyakit diseleksia yang kusandang ini sedikit berkurang karena latihan menulis, hal ini terkait dengan pertanyaan ku pada seorang calon Psikolog yang juga salah satu pengurus FLP pertanyaan ku waktu itu bukan tentang diseleksia tapi tentang phobia ku dengan ketinggian, adik tersebut mengatakan cara menghilangkan phobia adalah dengan melawan phobia yang kita rasakan,  pada saat itu aku berfikir kalau diseleksia ku mungkin bisa berkurang dengan banyak menulis dan membaca. Di FLP aku lebih bersemangat dalam menulis karena lingkungan yang membawaku pada suasana nyaman untuk menulis, ya walau kurasa belum ada karya yang berarti yang ku punya, tapi minimal aku bisa terus berlatih untuk mengurangi diseleksia ku dalam hal tulisan yang sering ketinggalan huruf bahkan sering salah penulisan dalam huruf yang sama.


FLP dan sebuah Cita-cita
Ketika kulirik lagi 100 dari mimpi ku salah satunya membuat buku yang bisa bermanfaat bagi orang lain dan membuat perpustakaan mini yang bisa di nikmati lingkungan sekitar sehingga budaya membaca menjadi kesenangan bagi masyarakat. Di FLP mengantarkanku pada sebuah cita- cita membuat buku yang bermanfaat,  ku sadar ketika di FLP tidak lantas karya ku langsung di lirik oleh Penerbit bahkan jika karya ku ku ajukan ke penerbit belum tentu langsung jadi Best seller, menurut ku FLP ibarat sebuah ladang untuk menyemai cita- cita, berhasil atau tidak nya tanaman yang ku semai tentu banyak faktor yang mendukung keberhasilannya, dan jika suatu hari karyaku bisa sukses itu bukan dari hasil ku sendiri tentu banyak hal yang mempengaruhinya dan salah satunya FLP yang telah menyediakan ladang nya untuk ku bertanam. Semoga saja kita bisa menjadi penulis yang mencerahkan tidak hanya untuk orang lain termasuk diri kita yang menulisnya, jangan menjadi lilin yang menerangi orang lain dan membiarkan dirinya habis meleleh dimakan api. Seperti dalam  Al-Qur’an surat Az-Zilzal: 7 ( Maka barang siapa mengerjakan  kebaikan seberat “zarrah”, niscaya dia akan melihat balasannya), berbuatlah kebaikan walau itu hanya melalui tulisan.
FLP dan dunia baru di hati ku
FLP telah melahirkan sebuah dunia baru di hati ku, dunia baru itu bernama “ membaca dan menulis”, dengan membaca terbuka semua informasi dunia dan dengan menulis terangkailah kata-kata, setiap kali sebuah kalimat yang tertulis walau tak indah berharap menjadi pengingat diri bahwa hidup tak akan lama di dunia ini dunia hanya persinggahan sementara untuk membeli bekal amal untuk menuju akhirat yang lebih abadi.  ( Siti Zulbaidah Hasan, di ikutkan dalam lomba Esai “ Aku dan FLP  bersempena dengan MILAD FLP ke- 15).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sang Mistikus Kasih Cerita Budaya yang bahagia

 Sang Mistikus Kasih, Sebuah Kumpulan Cerpen tema budaya yang membuat kita kaya dengan budaya Indonesia yang Indah Tabir kain berwarna kunin...